China Sengaja Produksi COVID-19

Ilustrasi vaksin COVID-19.
Sumber :
  • Red Herring

VIVA – Seorang ahli virologi asal China bernama Li Meng Yan menuding negaranya sengaja memproduksi Virus Corona COVID-19. Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa pemerintah China telah sengaja melepaskan virus yang belum ada vaksinnya itu hingga membuat kematian massal di seluruh dunia.

Setelah China, AS Juga Dukung Prabowo Terapkan Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia

Hingga kini sudah 30,2 juta orang terinfeksi COVID-19 secara global. "Ya, itu memang sengaja (diproduksi dan disebarluaskan)," tegas Yan, seperti dikutip VIVA Tekno dari situs Fox News, Jumat, 18 September 2020.

Ia juga mengatakan ada lebih banyak bukti soal klaimnya itu. Yan memiliki posisi strategis di sebuah laboratorium yang menjadi rujukan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Hal ini menjadi alasan mengapa semua orang harus mempercayai ucapannya.

Kereta Otonom Tanpa Rel Diretur ke China, Kemenhub: Untuk IKN Kita Cari yang Terbaik

Yan bekerja di Laboratorium Virus Corona terbatas di dunia yang berada di Universitas Hongkong. Ia menuturkan jika mendapatkan akses untuk menyelidiki soal COVID-19 sejak awal wabah itu merebak di Wuhan.

"Saya memiliki intelijensia karena saya juga bekerja dalam jaringan unit sendiri di China. Saya juga bekerja dengan ahli virologi Virus Corona terhebat di dunia," klaim dia. Menurutnya, Virus Corona jenis baru ini sengaja dibuat di laboratorium. Setelah itu disebarluaskan ke seluruh dunia untuk membuat kerusakan seperti yang terjadi sekarang.

Kereta Otonom Tanpa Rel IKN Dikembalikan ke China, OIKN Ungkap Alasannya

Gagasan soal Virus Corona COVID-19 diciptakan sebagai senjata pemusnah massal pun dibantah oleh banyak ilmuwan lain. Tudingan Yan ini juga ditolak oleh Direktur National Institute of Allerfy and Infectious Diseases yang juga penasihat Gedung Putih, Anthony Fauci.

Beberapa waktu lalu dirinya pernah mengatakan tak mungkin virus tersebut dibuat karena mutasi dari COVID-19 sangatlah natural. "Jika melihat evolusi virus pada kelelawar dan apa yang ada di luar sana sekarang, maka (virus) tidak mungkin dimanipulasi secara sengaja tapi mutasi terjadi secara alami," kata dia.

Klaim soal China dan COVID-19 memiliki 'hubungan batin' bukan kali pertama dihembuskan Yan. Sebelumnya ia mengeluh jika Pemerintah China telah gagal memberitahu dunia soal keberadaan virus tersebut.

Menurutnya, China juga telah mengabaikan penelitian yang dapat menyelamatkan nyawa manusia. Namun klaim itu lagi-lagi dibantah seorang atasannya di Universitas Hongkong.

"Isi laporan ini tidak sesuai dengan fakta kunci seperti yang kita pahami. Secara khsusu Dr Yan tidak pernah melakukan penelitian apapun soal penularan Virus Corona dari manusia ke manusia (di Universitas Hongkong) sejak bulan Desember 2019 hingga Januari 2020," ungkapnya yang tidak ingin disebut identitasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya