Mencengangkan, Peneliti Temukan Virus Corona Menginfeksi Otak Manusia

Ilustrasi otak manusia.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Studi menemukan bahwa pandemi Virus Corona COVID-19 bisa menyerang sel-sel di otak manusia. Peneliti mengungkapkan serangan tersebut kemungkinan memakai mesin internal sel untuk menyalin atau kloning virus tersebut sehingga jumlahnya semakin banyak.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Penelitian yang dipublikasikan oleh bioRxiv memberikan bukti bahwa SARS-CoV-2 (COVID-19) dapat secara langsung menginfeksi sel-sel otak yang disebut neuron. Virus Corona dikaitkan dengan berbagai bentuk kerusakan otak. Mulai dari peradangan mematikan hingga penyakit otak yang dikenal sebagai ensefalopati yang menyebabkan halusinasi.

Baca: Bukan Flu atau Batuk, Ini Gejala COVID-19 Paling Khas

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Namun, hanya ada sedikit bukti bahwa virus itu menyerang jaringan otak. "Kami secara aktif mencari lebih banyak jaringan pasien untuk dapat menemukan seberapa sering infeksi otak seperti itu terjadi dan gejala apa yang berkorelasi dengan infeksi di area otak mana," kata Ahli Imunologi, Akiko Iwasaki dari Universitas Yale, dikutip VIVA Tekno dari laman Live Science, Rabu, 16 September 2020.

Untuk melihat apakah SARS-CoV-2 bisa masuk ke dalam sel otak, Iwasaki dan para ilmuwan memeriksa jaringan otak yang diautopsi dari tiga pasien yang meninggal dunia karena COVID-19.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Mereka juga melakukan eksperimen pada tikus yang terinfeksi COVID-19 dan organoid – kelompok sel yang tumbuh di wadah laboratorium untuk meniru struktur 3D jaringan otak. "Studi ini adalah yang pertama melakukan analisis ekstensif terhadap infeksi SARS-CoV-2 (otak) menggunakan tiga model," ungkapnya.

Sementara itu, Profesor Neurologi dan Oftalmologi, Fakultas Kedokteran Universitas Colorado, Maria Nagel, mengaku menemukan bahwa virus dapat memasuki neuron melalui reseptor ACE2, protein pada permukaan sel yang digunakan virus untuk memasuki sel dan memicu infeksi.

Mereka kemudian menggunakan mikroskop elektron, yang menggunakan berkas partikel bermuatan untuk menerangi jaringan, untuk mengintip ke dalam sel yang terinfeksi. Bukan itu saja. Ilmuwan dapat melihat partikel Virus Corona "bertunas" di dalam sel.

Hal ini menunjukkan bahwa virus itu telah menguasai mesin internal neuron untuk membuat salinan baru dari dirinya sendiri. Saat menyiapkan penyimpanan di sel yang terinfeksi, virus juga menyebabkan perubahan metabolisme di neuron terdekat yang tidak terinfeksi.

Sel-sel di dekatnya mati dalam jumlah besar yang menunjukkan bahwa sel yang terinfeksi mungkin mengambil oksigen dari sel lain untuk terus memproduksi virus baru. Dalam jaringan pasien yang diautopsi, para ilmuwan menemukan SARS-CoV-2 telah menginfeksi beberapa neuron di korteks serebral yang keriput.

Di dekat sel yang terinfeksi ini mereka menemukan bukti telah terjadi stroke kecil, yang mengisyaratkan bahwa Virus Corona COVID-19 mungkin mencuri oksigen dari sel-sel terdekat di otak seperti yang terjadi di organoid.

Karena, virus tidak langsung masuk ke otak pada manusia. Hal yang berbeda dengan percobaan pada tikus. Baik Iwasaki maupun Nagel, perlu memeriksa lebih banyak jaringan yang diautopsi dari pasien COVID-19.

"Ketika Virus Zika atau Rabies menyerang otak maka sejumlah besar sel kekebalan biasanya mengikuti. Jadi, mungkin saja ketika SARS-CoV-2 berhasil menyusup ke otak, entah bagaimana virus ini bisa lolos dari sel pertahanan tubuh melawan invasi semacam itu," jelas Nagel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya