Melahirkan SDM Digital yang Bukan Kaleng-kaleng

Amazon Web Services (AWS).
Sumber :
  • CRN Australia

VIVA – Era digitalisasi hadir dan mendorong seluruh negara, termasuk Indonesia untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Lima teknologi utama yang menopang pembangunan revolusi industri tersebut. Kelimanya yaitu internet of things (IoT), artificial intelligence (AI), human-machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta 3D printing.

Pemerintah Latih Ratusan Ribu Orang Jadi 'Ninja Digital'

Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan inovasi teknologi di bidang keuangan dan perdagangan yang disebut financial technology (fintech) dan e-commerce. Bahkan, perusahaan-perusahaan di berbagai bidang lain pun melakukan transformasi digital agar bisa bertahan dan terus berkembang.

Baca: Indonesia Transformasi Digital, Ancaman Pengangguran di Depan Mata

Talenta Digital Diburu, Indonesia Butuh Jutaan Orang Pintar untuk Capai Target Rp5.500 T

Oleh karena itu kebutuhan sumber daya manusia (SDM) atau talenta digital diprediksi akan meningkat tajam. Hal ini diperkuat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), di mana Indonesia membutuhkan 9 juta SDM digital pada 2030. Artinya, sekitar 900 ribu talenta digital dilahirkan setiap tahunnya.

Pemerintah bersama perusahaan swasta terus melakukan berbagai upaya memenuhi permintaan besar terhadap talenta digital. Salah satunya Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB) yang mengikuti Amazon Web Services (AWS) Academy, yaitu program pembelajaran tentang komputasi awan (cloud computing).

Indonesia Membangun Talenta Digital

AWS Academy Global Team Lead, Scott McKinley menuturkan, kurikulumnya dikembangkan dan dikelola secara spesifik oleh para ahli dari AWS sehingga selalu sesuai dengan kebutuhan terkini. Pembelajaran juga diberikan oleh pengajar dari ITSB yang terakreditasi oleh AWS.

"Dengan begitu bisa membantu siswa agar mampu dalam mengoperasikan teknologi dari AWS. Industri saat ini membutuhkan sangat banyak pekerja IT dengan keahlian cloud. AWS Academy juga dilengkapi dengan keahlian praktik yang diperlukan saat memulai karir di bidang cloud computing,” ungkapnya, Senin, 14 September 2020.

McKinley mengaku jika pembelajaran secara online rencananya akan dimulai pada kuartal IV 2020, di mana para peserta dapat mengikuti kelas dan mendapatkan sertifikasi dari ITSB dan AWS Academy untuk menyiapkan mereka dalam industri cloud computing yang saat ini tumbuh pesat.

Adapun pembelajaran secara offline direncanakan akan dimulai pada awal 2021 di salah satu kampus ITSB yang berlokasi di Digital Hub BSD City, Tangerang Selatan.

"Kami akan menambahkan materi cloud computing dalam kurikulum pendidikan mahasiswa ITSB supaya mereka menjadi tenaga kerja berkompetensi cloud," kata Rektor ITSB, Ari Darmawan Pasek.

Materi Pembelajaran dari AWS Academy meliputi AWS Academy Cloud Foundations, AWS Academy Cloud Architecting, AWS Academy Cloud Developing, and AWS Academy Machine Learning Foundations.

Masing-masing paket dipelajari dalam rentang waktu 20-40 jam. "Seluruh kelas, praktik, dan proyek kerja langsung ditangani para pengajar yang memiliki sertifikasi dari AWS Academy," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya