Nonton Video Streaming Enggak Bikin Bumi Menangis

Ilustrasi video streaming.
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Nonton video streaming serta bermain game online di telepon seluler pintar atau smartphone dengan definisi tinggi dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan tergantung dari teknologi yang digunakan, demikian menurut sebuah studi yang didukung pemerintah Jerman yang dirilis pada Kamis, 10 September kemarin.

5 Teknologi Global yang Harus Diadopsi di Indonesia

Laporan yang diterbitkan oleh Badan Lingkungan Federal Jerman tersebut, seperti dikutip dari situs Deutsche Welle, Jumat, 11 September 2020, menghitung jumlah karbon dioksida atau CO2 yang dihasilkan oleh pusat data tempat penyimpanan material yang kemudian akan disalurkan ke konsumen dengan menggunakan teknologi transmisi.

Dalam laporan ini disimpulkan bahwa video streaming melalui kabel serat optik menghasilkan jumlah emisi CO2 paling rendah, yakni 2 gram per jam. Sementara transmisi data yang menggunakan kabel tembaga (VDSL) dapat menghasilkan karbon sebanyak dua kali lipat. Sedangkan teknologi seluler 3G menghasilkan 90 gram CO2 per jamnya.

48 Tahun Taiwan Technical Mission di Indonesia, TETO Dorong Peningkatan Kerja Sama Sektor Pertanian

Menteri Lingkungan Hidup Jerman, Svenja Schulze, mengatakan studi tersebut adalah upaya untuk membantu menyediakan data yang solid bagi para pembuat keputusan. Ia menyebut infrastruktur digital menjadi semakin penting saat negara-negara berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca yang memanaskan atmosfer.

“Adalah mungkin untuk dapat mengalirkan data tanpa menimbulkan dampak negatif pada iklim jika Anda melakukannya dengan benar dan memilih metode yang tepat untuk transmisi data,” ujar Schulze.

iPhone 16 dan Samsung Galaxy S24 Adu Kecepatan 5G, Siapa Unggul

Dari perspektif lingkungan, ia mengaku bahwa menyiapkan lebih banyak hotspot wifi publik adalah ide yang baik karena lebih ramah terhadap iklim bila dibandingkan dengan video streaming di smartphone.

Video streaming melalui smartphone generasi terbaru, atau dikenal dengan 5G, akan menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 5 gram per jam. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi terbaru yang meluas dapat membantu mengurangi konsumsi energi.

Sementara itu pusat penyimpanan data atau data center hanya menyumbang sebagian kecil dari keseluruhan penggunaan energi, tapi jumlahnya bervariasi tergantung pada seberapa efisien penggunaan dan pendinginan server.

Pada kesempatan terpisah, Presiden Badan Lingkungan Hidup Jerman, Dirk Messner mengatakan jika laporan hasil penelitian tersebut adalah kabar baik bagi orang-orang yang suka menonton film dan serial melalui gadget atau gawai.

"Anda juga dapat menggunakan layanan video streaming di rumah dengan kabel serat optik atau VDSL tanpa harus merasa bersalah kepada iklim, atau membuat Bumi menangis,” ujar Messner. Ia menambahkan jika volume data yang ditransmisikan dalam beberapa tahun ke depan akan terus bertambah. Baik dalam bentuk jaringan, bioskop rumah, atau konferensi video.

“Inilah mengapa sangat penting untuk menemukan saluran transmisi yang ramah iklim," jelasnya. Pakar Energi, Christian Stoll, mengatakan bahwa angka-angka dalam penelitian tersebut tampak masuk akal.

Namun, ia menggarisbawahi bahwa penelitian itu tidak memperhitungkan jumlah listrik yang dikonsumsi oleh perangkat seperti smartphone yang digunakan untuk menonton video streaming. “(Konsumsi listrik oleh perangkat seperti smartphone) adalah bagian penting dari total emisi gas rumah kaca,” katanya, mengingatkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya