Tak Ada yang Abadi, 4 Perusahaan Besar yang Hilang dari Muka Bumi
- U-Report
VIVA – Banyak pelajaran yang dapat diambil dari apa yang terjadi pada beberapa perusahaan-perusahaan besar ini. Pada masanya, mereka dikenal sebagai penguasa pasar sebelum menghilang dari pasar. Bahkan tak pernah terbayangkan akan hilang bak ditelan bumi saat ini.
Ya, redaksi VIVA.co.id kembali mencoba merangkum 4 perusahaan yang pernah menjadi yang terbesar pada masanya tapi berujung bangkrut. Ada yang terlalu jumawa hingga ada yang memang menyepelekan hal-hal kecil yang justru pada akhirnya membuat mereka tumbang tergerus zaman.
Pertama, siapa yang tak mengenal Kodak. Perusahaan yang bergerak di bidang kamera ini telah lama menguasai industri ini dalam beberapa dekade. Tak ada yang membayangkan jika perusahaan ini telah lenyap dari muka bumi.
Baca juga: Bangkrut di Kamera, Kodak Beralih ke Printer
Perusahaan yang didirikan George Eastman ini pada tahun 1888 ini tercatat sebagai penguasa industri kamera. Tak heran jika di tahun 1990-an banyak reklame atau iklan Kodak di pinggir-pinggir jalan. Mencari tempat cetak foto dengan merk Kodak juga mudah kita temukan saat ini.
Namun kegagalan dalam berinovasi membuat Kodak akhirnya harus tenggelam. Kehadiran kamera digital ditambah serbuan HP dengan kamera yang mumpuni membuat perusahaan ini semakin terjepit.
Kabar terakhir, Kodak kini telah banting setir dari produsen kamera menjadi produsen obat. Hal ini dilakukan setelah perusahaan ini mendapat pinjaman dana sebesar $765 juta (Rp11,2 triliun) dari pemerintah AS.
Kedua, Nokia. Saat handphone mulai menyerbu Indonesia, Nokia menjadi salah satu yang paling terdepan. Nokia menjadi raksasa di pasar handphone tanah air bahkan dunia lewat produk-produk terbarunya. Nokia selalu menjadi yang terdepan saat dihadapkan dengan para kompetitor saat itu.
Sayangnya, sikap congkak Nokia yang saat itu meremehkan android berujung petaka. Mereka menganggap android bukan ancaman. Hanya semut kecil yang tak akan direspon oleh pasar. Faktanya, pelan namun pasti android menemukan jalan kesuksesan.
Android dan Apple pelan namun pasti berhasil menghadirkan smartphone yang saat ini justru menjadi penguasa pasar. Nokia sempat 'sadar diri'. Sayangnya semua terlambat dan mereka harus rela tergerus dari pasar sebelum akhirnya tutup.
Perusahaan besar ketiga yang juga harus rela terdepak adalah Yahoo. Perusahaan ini akhirnya resmi ditutup setelah diakuisisi perusahaan Verizon. Perusahaan yang berpusat di Sunnyvale, California Amerika Serikat ini sempat berjaya dan menjadi penguasa portal web, email serta mesin pencari (Yahoo! Search).
Pada masa jayanya, mereka mengklaim pernah menarik lebih dari setengah miliar pengunjung setiap bulannya. Perusahaan yang didirikan Jerry Yang dan David Filo pada Januari 1994 ini akhirnya harus tumbang setelah pasar mulai mengakui kehebatan inovasi dari Google. Puncaknya, 25 Juli 2016 lalu, Yahoo resmi diakuisisi Verizon, sebuah perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat.
Perusahaan besar keempat yang juga akhirnya tumbang adalah Lehman Brothers. Perusahaan perbankan asal Amerika Serikat ini juga dulu tak terbayangkan akan hilang bak ditelan bumi. Saat itu, asenya yang mencapai US$ 640 miliar diyakini tak akan mampu tumbang.
Namun faktanya, tidak! Semakin memburuknya kredit perumahan di Amerika Serikat ditambah adanya manipulasi dari laporan keuangan membuat Lehman Brothers ambruk. Bahkan kehancuran Lehman Brothers ini mampu memicu krisis ekonomi global saat itu.