Benarkah Cuci Tangan 20 Detik Pakai Sabun Bisa Bunuh Virus COVID-19
- Freepik/shayne_ch13
Di tengah lockdown, pemakaian masker dan penerapan aturan jarak sosial, sabun dan air memiliki peran penting dalam perang melawan COVID-19, tapi sering terlupakan.
Cuci tangan adalah satu hal yang kita lakukan secara naluriah beberapa kali sehari. Namun, cuci tangan jauh menjadi lebih penting dalam enam bulan terakhir.
Ketika Virus Corona COVID-19 muncul sebagai kondisi darurat kesehatan di seluruh dunia pada Februari, badan-badan kesehatan bergegas memberi tahu orang-orang bagaimana cara melindungi diri dari virus baru.
- Inilah penyebab sebagian orang tidak suka mencuci tangan — dan bagaimana cara mengubah pikiran mereka?
- Di beberapa negara, cuci tangan saja tak cukup untuk tekan penyebaran virus corona
- Cuci tangan: Dokter yang dikucilkan dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena mengkampanyekan kebersihan tangan
Satu saran – yang diulang setiap hari, di berita, iklan dan wawancara pakar – adalah mencuci tangan dengan sabun dan air hangat, setidaknya selama 20 detik.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menerbitkan sebuah grafik – yang menjadi meme yang tersebar luas sejak itu – yang menunjukkan cara yang benar untuk mencuci tangan. Cara-cara yang familiar bagi siapa saja yang pernah bekerja di bar atau restoran.
Sering terlupakan
Enam bulan kemudian, gambaran global yang membingungkan tentang lonjakan kasus dan lockdown lokal – seperti aturan jam malam yang baru-baru ini diberlakukan di Melbourne, Australia – membuat cuci tangan sering dilupakan.