Coba Tebak, Air atau Bumi yang Lahir Lebih Dulu di Alam Semesta?

Planet Bumi.
Sumber :
  • ohmygov.net

VIVA – Ilmuwan mengungkap bahwa pasokan air di Bumi tidak datang dengan ledakan dari komet atau pun asteroid. Kemungkinan besar jika air sudah ada ketika alam semesta pertama kali terbentuk.

BSILHK Ajak Ratusan Siswa Belajar tentang Industri Susu, Lingkungan, dan Konservasi Air

Hal itu diungkap dalam sebuah studi baru oleh Centre de Recherches Petrographiques et Geochimiques, Prancis.

Menurut studi, meteorit, atau yang disebut kondrit enstatit, sedang mencari tanda-tanda hidrogen. Para ilmuwan lalu menemukan batuan luar angkasa yang terdiri dari bahan yang ditemukan di tata surya bagian dalam, yakni mengandung hidrogen yang cukup untuk menghasilkan setidaknya tiga kali jumlah air yang ditemukan di lautan Bumi.

Bumi Ternyata Miring

Karena batuan ini terbuat dari bahan yang sama dengan Bumi, maka hal itu menunjukkan bahwa ketika Bumi terbentuk 4,5 miliar tahun silam dengan bahan dari batu yang berasal dari air. Dengan begitu air sudah lebih dahulu ada di alam semesta.

"Penemuan kami menunjukkan bahwa blok bangunan Bumi mungkin telah memberikan kontribusi signifikan terhadap air Bumi. Bahan bantalan hidrogen hadir di tata surya bagian dalam pada saat pembentukan planet berbatu, meskipun suhunya terlalu tinggi untuk air mengembun," kata ilmuwan Laurette Piani, seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu, 30 Agustus 2020.

AI Membawa Dampak Negatif bagi Bumi

Akan tetapi, apa yang disampaikan ini justru bertentangan dengan teori terkemuka yang menjelaskan bahwa batuan luar angkasa jauh yang berasal dari tata surya luar, lalu bertabrakan dengan Bumi untuk mengirimkan air ke planet satu-satunya yang layak dihuni manusia tersebut.

Bahan penyusun terbentuknya Bumi sering dianggap bersifat kering. Itulah sebabnya, teori terkemuka mengatakan sumber eksternal Bumi bukan dari air. Namun teori terbaru menepisnya.

"Bagian paling menarik dari penemuan ini bagi saya adalah bahwa kondrit enstatite, yang diyakini hampir 'kering', mengandung air yang sangat banyak," kata Lionel Vacher dari Universitas Washington, AS.

Ia menyiapkan beberapa kondrit enstatit dalam studi ini untuk analisis air untuk memahami komposisi air di meteorit lain. Kondrit enstatit jarang terjadi, hanya membentuk sekitar dua persen dari meteorit yang diketahui dalam koleksi saat ini di Bumi.

Namun demikian, kesamaan isotopnya dengan Bumi membuatnya sangat menarik bagi orang-orang yang mempelajari asal mula planet kita dan tata surya awal. Kondrit enstatit memiliki isotop oksigen, titanium, dan kalsium yang mirip dengan bahan baku Bumi, dan ini menunjukkan bahwa isotop hidrogen dan nitrogennya juga serupa.

Dalam studi tentang luar angkasa ini juga menuturkan kelimpahan isotop suatu unsur digunakan sebagai tanda khas untuk mengidentifikasi dari mana unsur tersebut berasal.

"Jika kondrit enstatit secara efektif merupakan bahan penyusun planet kita - seperti yang sangat disarankan oleh komposisi isotopnya yang serupa – hasil ini menyiratkan bahwa jenis kondrit ini memasok cukup air ke Bumi untuk menjelaskan asal mula air Bumi. Luar biasa!" ujar Vacher.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya