Logo WARTAEKONOMI

Loyalitas Karyawan Tesla Lebih dari Rp14 Miliar

Stasiun pengisian ulang Tesla untuk mobil listrik
Stasiun pengisian ulang Tesla untuk mobil listrik
Sumber :
  • Instagram/@teslamodellII

Amerika Serikat (AS) meringkus warga negara Rusia karena merekrut dan meyakinkan karyawan perusahaan Nevada untuk memasang malware di sistem jaringan bosnya; dengan imbalan US$1 juta (sekitar Rp14,6 miliar).

Sayangnya, tak ada dakwaan yang mengungkapkan nama perusahaan yang menjadi target peretasan itu. Akan tetapi, sejumlah laman berita menyebutkan nama Tesla sebagai target serangan siber itu.

Baca juga: Ponsel Samsung Puluhan Juta Ludes Dibeli Orang Indonesia

Menanggapi itu, Bos Tesla, Elon Musk mengonfirmasi kalau serangan itu memang menyasar perusahaannya. "Ini adalah serangan yang serius," ujar Musk, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (28/8/2020).

Departemen Kehakiman AS berujar, penangkapan terhadap warga negara Rusia ebrnama Egor Igorevich Kriuchkov (27) terjadi karena dakwaan tindakan sengaja yang menimbulkan kerusakan pada komputer yang mendapat perlindungan. Ia juga berupaya merekrut karyawan guna menyuntikkan malware ke dalam sistem komputer itu.

Nah, malware itu bertujuan mencuri data dari jaringan; lalu akan ia gunakan untuk mengancam Tesla agar memberi uang tebusan.

Kriuchkov menjanjikan insentif senilai US$1 juta, jika karyawan itu mau mengikuti permintaannya. Namun, sang karyawan malah memanggil Biro Investigasi Federal (FBI).

Melansir ZDNet, Kriuchkov mengaku sebagai bagian dari grup peretas dari Rusia; menyarankan agar karyawan yang tadi mamasang malware khuus ke jaringan internal Tesla.