Prediksi Akhir Zaman ala Peneilti, Dimulai dari Bintang Menghilang

Akhir zaman.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Meski tidak ada yang tahu secara detail waktu terjadinya, akhir zaman tetap menjadi momen menarik bagi sejumlah peneliti untuk dijadikan bahan riset. Sebab, mereka berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan banyak manusia di bumi.

Duel Panas 'Perang Bintang' di Pilkada Jateng: 3 Lembaga Survei Ungkap Persaingan Ketat Andika Perkasa vs Ahmad Luthfi

Para peniliti bahkan mencoba memprediksi kejadian yang akan terjadi nantinya. Salah satu prediksinya, saat kiamat nanti Bumi akan menjadi tempat paling menyedihkan dan tentunya amat sepi.

Dikutip dari Mirror, Minggu 23Agustus 2020, para peneliti dari Universitas Negara Bagian Illinois memperkirakan jika akhir zaman dimulai saat bintang-bintang mulai menghilang secara perlahan.

Hadirkan Inovasi untuk Indonesia, 4 Peneliti Perempuan Raih Penghargaan L’Oreal - UNESCO For Women in Science 2024

"Ini akan jadi tempat menyedihkan, sepi dan dingin," kata ketua peneliti, Matt Caplan. Dia mengatakan, alam semesta akan sangat gelap namun terkadang terdapat ledakan-ledakan bintang yang menyebabkan bentuk kembang api bermunculan.

Baca juga: Ada yang Sama dari Ponsel Huawei Mate 40 dengan Pendahulunya, Apa Itu?

Inspiratif, Nukila Evanty Menjaga Identitas dan Hak Suku Laut di Tengah Arus Modernisasi

Hilangnya para bintang pun akan berbeda tergantung ukurannya. Bintang besar akan meledak secara dramatis dan bintang white dwarf akan mati dengan cara menyusut. White Dwarf atau Katai Putih adalah evolusi tahap terakhir dari bintang dengan massa kecil hingga menengah.

"White dwarf akan mendingin dalam triliunan tahun, mereka akan meredup dan mendingin dan menjadi bintang black dwarf yang tidak lagi bersinar," ujarnya

Dia menjelaskan, white dwarf saat ini terdiri dari elemen ringan seperti karbon dan oksigen, akan berukuran seperti Bumi namun memiliki massa sebanyak matahari.

Untuk waktu, Caplan menghitung jika masih ada waktu panjang hingga kiamat benar-benar terjadi. Kemungkinan dalam waktu triliunan tahun lagi.

"Dalam tahun-tahun ke depan, menyebutkan kata 'triliunan' hampir seperti ribuan kali. Jika kamu menulis, akan memakan sebagian besar halaman. Masih sangat jauh di masa depan," kata Caplan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya