NASA Temukan Planet Mars Lagi Berkedip
- U-Report
VIVA – Maven, pesawat luar angkasa milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, melihat adanya sinar ultraviolet yang berkedip-kedip di Planet Mars saat malam hari.
Hal ini merupakan momen langka yang jarang terjadi, karena biasanya sinar ultraviolet terjadi pada siang hari yang dihasilkan oleh Matahari.
"Tim Maven terkejut menemukan bahwa atmosfer di Planet Mars berdenyut tiga kali per malam dan hanya selama musim semi dan musim gugur saja," demikian keterangan resmi NASA, seperti dikutip dari New York Post, Rabu, 19 Agustus 2020.
NASA menganggap sinar ultraviolet yang berkedip-kedip yang dihasilkan oleh Planet Mars disebabkan adanya reaksi kimia.
"Pencerahan terjadi saat angin vertikal membawa gas ke daerah dengan kepadatan lebih tinggi, mempercepat reaksi kimia yang menghasilkan oksida nitrat dan menyalakan pancaran ultraviolet," jelasnya.
Nick Schneider, dari Laboratorium Fisika Atmosfer dan Antariksa Universitas Colorado, AS menyampaikan gelombang dari Planet Mars juga terlihat di atas kutub musim dingin tetangga Bumi tersebut.
"Gambar Maven menawarkan wawasan global pertama kami tentang gerakan atmosfer di atmosfer tengah Mars, wilayah kritis di mana arus udara membawa gas antara lapisan terendah dan tertinggi," kata Nick.
Penemuan sinar ultraviolet di Planet Mars saat langit malam telah dipublikasikan dalam Journal of Geophysical Research, Space Physics.
Sebelumnya, NASA akan menghentikan penggunaan nama panggilan tertentu untuk objek astronomi atau benda kosmik yang dianggap rasis.
Beberapa lembaga observasi yang mengamati ruang angkasa mengumpulkan gambar menakjubkan dari objek kosmik nun jauh yang diberi nama resmi oleh International Astronomical Union (IAU).
"Akan tetapi, IAU juga memberikan beberapa nama panggilan yang kurang teknis untuk membuatnya lebih 'ramah publik'," demikian keterangan resmi NASA.
Selama bertahun-tahun, masyarakat pribumi mengkritik penggunaan kata 'Eskimo' karena akar rasisnya. Sayang, istilah ofensif ini adalah nama panggilan yang digunakan NASA untuk Planet Nebula NGC 2392.
"Eskimo secara luas dipandang sebagai istilah kolonial dengan sejarah rasis yang dikenakan kepada penduduk asli daerah Arktik. Sebagian besar dokumen resmi (NASA) telah menjauh dari penggunaannya," ungkap NASA.