2 Sektor di Indonesia Lolos dari 'Lubang Jarum' Meski Ada Corona
- vstory
VIVA – Kendati pandemi COVID-19 masih melanda, namun Badan Pusat Statistik atau BPS menyebutkan dari 17 sektor lapangan usaha, cuma 7 yang masih tumbuh positif selama kuartal II 2020, di mana 2 di antaranya berasal dari sektor komunikasi dan informasi serta real estate.
Data menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan usaha sektor komunikasi dan informasi mencapai 10,88 persen dibandingkan pada kuartal II 2019 (year on year/yoy). Tahun lalu pertumbuhan sektor ini sebesar 9,6 persen.
Untuk sektor komunikasi dan informasi, pertumbuhannya dipicu oleh belanja iklan televisi dan media digital yang melesat selama pandemi. Selain itu juga karena peningkatan trafik data internet. "Televisi interaktif punya andil dalam pertumbuhan sektor ini," kata Kepala BPS Suhariyanto, Selasa, 18 Agustus 2020.
Selain komunikasi dan informasi, sektor real estate juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,3 persen di kuartal II 2020. Namun sayangnya, secara kuartalan, sektor ini mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 0,26 persen.
"Pasar properti nasional mulai menunjukkan sentimen yang positif pada kuartal kedua. Suplai properti yang sempat tertahan di kuartal sebelumnya kini beranjak pulih," ungkap Country Manager Rumah.com, Marine Novita.
Ia mengatakan jika masyarakat perlu membangun optimisme karena beberapa indikator pada Juni lalu mengalami perbaikan, meski masih jauh dari kondisi normal.
"Indikator yang mengalami perbaikan antara lain dari sektor transportasi udara internasional, transportasi udara domestik, angkutan kereta api penumpang, angkutan laut penumpang dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK)," ungkapnya.
Kendati demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa rasa cemas dan was-was sempat muncul seiring merebaknya pandemi COVID-19. Namun demikian, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dinilai cukup berhasil mengambil kebijakan yang tepat untuk menjaga perekonomian tetap stabil.
Satu sisi, kebijakan pemerintah yang dimaksud antara lain relaksasi cicilan bagi kalangan pekerja lepas dan restrukturisasi KPR, termasuk adaptasi kebiasaan baru atau new normal, menjaga sentimen para pemangku kepentingan di bidang properti tetap positif.
"Meski masih ada pandemi, kebijakan-kebijakan pemerintah ini menyingkirkan kecemasan yang muncul. Hal itu pula yang menjaga sentimen tetap positif," jelas Marine. Pada sisi lain, ia juga mengapresiasi BI yang mengeluarkan kebijakan penurunan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 4 persen.
"Kalangan perbankan diharapkan bisa segera menyesuaikan suku bunga KPR dengan suku bunga acuan BI, sehingga minat masyarakat untuk membeli rumah dengan memanfaatkan KPR tetap terjaga di tengah pandemi COVID-19. Kita tahu bahwa besarnya suku bunga cicilan menjadi salah satu faktor yang menahan konsumen membeli properti," tutur Marine.