Facebook dan India Main Mata soal Unggahan Anti-Islam
- dw
Facebook dan India dituduh main mata soal unggahan Islamofobia atau anti-Islam di platform milik Mark Zuckerberg itu. Tekanan terhadap Facebook perihal sirkulasi konten berisi ujaran kebencian (hate speech) kembali memadat di tengah pandemi Virus Corona COVID-19 di India.
Kisruh berawal dari laporan harian Amerika Serikat (AS), The Wall Street Journal, Jumat, 14 Agustus 2020, yang mengklaim Kepala Kebijakan Publik Facebook di India, Anhki Das, menentang gagasan menerapkan aturan ujaran kebencian terhadap setidaknya empat individu dan grup yang berafiliasi dengan partai pemerintah, BJP, meski sudah dicontreng secara internal karena mempromosikan atau berpartisipasi dalam tindak kekerasan.
Tuduhan tersebut dibantah juru bicara Bharatiya Janata Party (BJP). “Justru sebaliknya, sejumlah petinggi BJP menuduh Facebook menyensor konten-konten pro-India dan pro-Hindu,” kata Tejasvi Surya, anggota Komite Teknologi Informasi di parlemen.
“Ada jutaan unggahan yang menghina dewa-dewa Hindu dan menganiaya pemimpin kanan-tengah (BJP). Tapi algoritma Facebook gagal mendeteksinya. Sebaliknya, warga biasa yang mengelola laman pro kanan-tengah justru diblokir tanpa hak untuk mengajukan banding,” tulis anggota perlemen BJP lain, Rajyavardhan Singh Rathore di laman editorial harian Indian Express.
Partai Kongres yang beroposisi berniat membawa laporan The Wall Street Journal ke parlemen. Ketua Umum Partai Kongres, Rahul Gandhi, menuduh BJP “mengontrol” Facebook dan menuntut penyelidikan oleh kedua kamar di parlemen.
Gurita Islamofobia di media sosial
Facebook melarang ujaran kebencian atau hasutan tindak kekerasan dan mengaku sudah menjalankan aturan ini di seluruh dunia,” tanpa mengindahkan posisi politik, partai atau afiliasi,” tulis perusahaan asal California, AS, itu dalam keterangn persnya, Senin, 17 Agustus 2020.