Ilmuwan Tetangga Indonesia Peduli Sama Badak Sumatra
- dw
Namun proses ini masih jauh dari kemungkinan untuk dapat melahirkan hewan baru, kata Thomas Hildebrandt dan Cesare Galli, ilmuwan yang memimpin penelitian tersebut.
“Bahkan jika berhasil, kurangnya keanekaragaman genetik pada hewan yang diproduksi dengan cara ini dapat mengancam kelangsungan hidup mereka dalam jangka panjang,” kata Galli.
Ilmuwan Indonesia, Arief Boediono, termasuk salah satu ilmuwan yang terlibat dalam proses ini di Malaysia. Ia berharap kesuksesan proses tersebut dapat memberikan pelajaran untuk membantu perkembangbiakan badak di Indonesia.
“Mungkin butuh lima, 10, hingga 20 tahun, saya tidak tahu,” ujar Arief. "Tapi sudah ada beberapa keberhasilan yang melibatkan tikus laboratorium di Jepang, jadi itu berarti ada peluang."
Sebelumnya, para peneliti di Jepang telah berhasil menumbuhkan gigi dan organ lain seperti pankreas dan ginjal menggunakan sel induk embrio dari tikus dan mencit untuk menumbuhkan organ pengganti bagi manusia. ae/vlz (Reuters, worldwildlife.org)