Kota di Jepang Bisa Luput dari 'Kiamat'
- bbc
Â
Kota di Jepang bisa luput dari 'kiamat'. Kiamat yang dimaksud adalah bom atom yang dijatuhkan dari pesawat milik Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force) saat Perang Dunia II.
Sementara kota yang lolos dari kiamat bom atom AS adalah Kokura. Nama kota itu menjadi buah bibir di Jepang lantaran luput dari malapetaka. Bagaimana Kokura urung diluluhlantakkan?
Kini kota Kokura sudah tidak ada lagi, dulu Kokura merupakan salah satu kota yang pada 1963 bergabung menjadi menjadi satu dengan kota Kitakyushu, yang memiliki penduduk kurang dari satu juta.
- Bom Hiroshima: Kenangan seorang perempuan tentang bom yang mengubah sejarah, `Semua orang mengira saya akan mati, tetapi secara ajaib, saya selamat`
- Hiroshima: Jepang peringati 75 tahun dijatuhkannya bom atom pertama di dunia yang menewaskan 140.000 orang
- Bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, cerita tiga perempuan yang selamat - `Saya belum pernah ke neraka, tapi neraka mungkin seperti yang kami alami`
Namun, nama Kokura mempunyai kenangan tersendiri bagi orang-orang Jepang, mengingat kehancuran yang melanda negeri itu hampir dua dasawarsa sebelumnya.
Kokura menjadi salah satu target kota yang akan dijatuhi bom atom di Jepang pada 1945, namun kota ini luput dari kehancuran yang mengerikan di hari-hari terakhir Perang Dunia II.
Memang, Kokura nyaris dibom pada 9 Agustus, sama seperti Hiroshima yang dijatuhi bom atom tiga hari sebelumnya.
Namun senjata pemusnah itu tidak pernah dijatuhkan di sana, karena berbagai faktor memaksa Angkatan Udara AS mengalihkan sasarannya ke kota Nagasaki.
Peristiwa pengeboman tersebut diperkirakan telah menewaskan 140 ribu orang di Hiroshima dan 74 ribu jiwa di Nagasaki - sedangkan ribuan orang lainnya menderita efek radiasi selama bertahun-tahun berikutnya.
"Luck of Kokura" atau Keberuntungan Kokura menjadi ungkapan dalam bahasa Jepang untuk menggambarkan bagaimana kota itu lolos dari maut. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?
Langit diselimuti asap tebal
Pada pertengahan Juli 1945, militer Amerika telah memilih sejumlah kota di Jepang yang dapat menjadi sasaran bom atom karena keberadaan sejumlah gudang senjata dan pangkalan militer, misalnya.
Dalam urutan prioritas Kokura sedianya akan dijatuhi bom atom setelah Hiroshima. Karena di sana terdapat gudang produksi senjata dan menjadi salah satu tempat persenjataan besar tentara Jepang.
Pada 6 Agustus, kota Kokura sudah dalam status siaga untuk mengantisipasi dijatuhkannya bom atom setelah Hiroshima.
Tiga hari kemudian, pembom B-29 terbang ke Kokura dini hari, salah satunya membawa "Fat Man" - bom plutonium yang bahkan lebih kuat daripada bom uranium yang dijatuhkan di Hiroshima.
Namun kala itu kota Kokura diselimuti kabut tebal yang mungkin berasal dari asap pengeboman konvensional di kota terdekatnya, Yawata, sehari sebelumnya.
Beberapa sejarawan juga mengeklaim bahwa sejumlah pabrik di Kokura juga sengaja membakar batu bara agar muncul tabir asap di atas kota itu pada saat serangan udara dilancarkan di seluruh Jepang.
Menurut dokumen militer AS dan laporan William Laurence, seorang jurnalis New York Times yang bepergian dengan salah satu pesawat, pesawat B-29 mengitari kota Kokura sebanyak tiga kali.
Ada perintah untuk langsung menjatuhkan bom setelah ada jarak pandangnya jelas. Masalahnya pertahanan darat yang melihat pesawat-pesawat itu terus melancarkan tembakan.
Saat itulah Mayor Charles Sweeney, yang menerbangkan B-29 membawa bom, Bockscar, membuat keputusan untuk beralih ke Nagasaki. Kokura lolos dari maut untuk kedua kalinya.
Lolos dari maut untuk yang kesekian kali
Pesawat-pesawat AS menyerang Jepang tanpa henti sejak Maret 1945, menggunakan bom berdaya ledak tinggi yang menghanguskan seluruh kota.
Sebuah serangan tunggal di Tokyo pada malam 9 Maret diperkirakan telah menewaskan lebih dari 83.000 orang dan menyebabkan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.
Namun pada saat pesawat pembom B-29 tiba di Kokura pada Agustus 75 tahun silam, kota itu pada dasarnya masih utuh.
Kota itu lagi-lagi terhindar dari serangan udara yang dilancarkan AS, bersama kota-kota lain yang menjadi target pengeboman.
Para pejabat militer AS ingin kota-kota ini dilestarikan sehingga mereka dapat mempelajari kerusakan yang diakibatkan senjata pemusnah.
Rasa lega dan kesedihan
Pada 15 Agustus Kaisar Hirohito akhinrya mengumumkan Jepang menyerah tanpa syarat. Kokura memang lolos dari kehancuran, namun orang-orang di kota itu merasa sedih.
Ketika muncul berita bahwa bom yang dijatuhkan di Nagasaki pada awalnya ditujukan untuk kota mereka, perasaan lega bercampur dengan kesedihan dan empati.
Di kota Kitakyushu terdapat Monumen Bom Atom Nagasaki, yang terletak di sebuah taman yang dibangun di atas lahan bekas gudang senjata, keberuntungan kota itu dan penderitaan Nagasaki, keduanya tergambar di monumen itu.
Kedua kota tersebut juga telah membina hubungan persahabatan selama beberapa dasawarsa, dan hubungan kedua wilayah yang terjalin diakui secara publik.
"Faktanya adalah bahwa bom atom yang dijadwalkan dijatuhkan di Kokura dijatuhkan di Nagasaki," kata juru bicara kota Kitakyushu kepada kantor berita Bloomberg tahun lalu.
Tetapi Kitakyushu juga melihat ke masa depan: selama rekonstruksi Jepang, kota industri itu pernah mengalami pencemaran yang merusak perairan Teluk Dokai.
Saat ini, Kitakyushu menjadi salah satu kota yang ramah lingkungan di Asia.