Ada yang Lebih Mematikan dari COVID-19
- vstory
Ada yang lebih mematikan dari Virus Corona COVID-19 di negara ini. Asalnya bukan dari penyakit melainkan oleh manusia.
Ya, setidaknya 12 orang meninggal dunia di tangan petugas keamanan yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ketat di Uganda yang bertujuan menahan penyebaran COVID-19.
Wartawan BBC Patience Atuhaire menemui mereka yang terdampak kekerasan tersebut. Joyce Namugalu Mutasiga berbicara sembari memasak kue dadar di atas tungku kayu. Kata-katanya pendek, diselingi jeda panjang.
“Ia menghindar, dan mereka menembaknya. Sekurangnya mereka bisa minta maaf, karena hidupnya tak akan kembali. Sekarang aku harus berjuang membesarkan anak-anak sendirian,” katanya.
- Aksi kriminalitas `meningkat`, Trump mengerahkan pasukan keamanan di wilayah basis Partai Demokrat - demi kepentingan pemilu?
- `Virus corona tak akan membunuh kami, namun kami akan meninggal karena lapar`
- Kebijakan `lockdown` India menewaskan ratusan orang, tapi bukan karena virus corona
Perempuan 65 tahun ini kini pencari nafkah utama untuk tujuh anggota keluarganya. Dua orang cucunya, tiga dan lima tahun, terlalu muda untuk paham skala persoalan yang menimpa mereka.
Keduanya berlarian di halaman sambil menunjuk mobil ayah mereka. Pada bulan lalu, tepatnya tiga minggu sesudah ditembak oleh polisi Uganda, Eric Mutasiga meninggal dunia karena luka yang dideritanya.
Momen terakhirnya adalah di meja operasi di Rumah Sakit Mulago, kata ibunya. Kepala sekolah berusia 30 tahun itu salah satu yang diduga jadi korban meninggal dunia di tangan petugas keamanan yang menegakkan aturan pembatasan saat pandemi.