Apple Disengat Perbudakan Muslim Uighur
- theapplegoogle.com
Dua perusahaan raksasa, Apple dan Nike, menghadapi tekanan agar memutus hubungan bisnis dengan pemasok bahan baku yang diduga memanfaatkan warga Muslim Uighur di China sebagai pekerja paksa alias budak.
Kalangan aktivis meluncurkan kampanye yang menuduh sejumlah perusahaan telah ‘mendukung dan menerima keuntungan ekonomi’ dari eksploitasi tenaga kerja kelompok minoritas Islam di negeri Tirai Bambu tersebut.
Amerika Serikat (AS) juga telah meningkatkan tekanan ekonomi, memperingatkan perusahaan-perusahaan mereka agar tidak melakukan hubungan bisnis di Xinjiang karena pelanggaran tersebut.
Nike dan merek dagang lainnya mengatakan akan menelusuri laporan ini. Bahkan, Nike mengaku "terus menelusuri para pemasok kami di China untuk mengidentifikasi dan menilai potensi risiko terkait dengan pekerja dari Uighur atau etnis minoritas lainnya."
Perusahaan piranti olah raga ini mengaku tidak mengambil bahan baku langsung dari Xinjiang, wilayah barat China yang merupakan pusat populasi etnis Uighur. Wilayah ini juga terdapat banyak pabrik yang mempekerjakan buruh.
Sementara itu, Apple juga mengaku telah menginvestigasi klaim tersebut. "Kami tak menemukan bukti adanya kerja paksa di jalur produksi Apple, dan kami berencana untuk terus memantau," kata perusahaan itu.