Ilmuwan Rilis Peta Baru, Isinya Lebih Luas dari Dunia
- NASA
VIVA – Setelah lima tahun, peneliti akhirnya merilis peta tiga dimensi terbesar yang menggambarkan alam semesta. Peta ini merupakan hasil proyek Sloan Digital Sky Survey (SDSS), sebuah misi memetakan alam semesta dan harapannya bisa memecahkan beberapa teka-teki kosmik.
Dikutip dari Live Science, Kamis, 23 Juli 2020, proyek ini telah memetakan dua juta galaksi, dari Bima Sakti hingga benda-benda-benda kuno usia lebih dari 11 miliar tahun cahaya.
"Kami tahu sejarah kuno alam semesta dan sejarah evolusinya, tetapi ada kesenjangan yang belum terungkap selama 11 miliar tahun. Selama lima tahun kami mencoba mengisi celah tersebut," ujar peneliti proyek, Kyle Dawson.
Setelah periode Big Bang, ilmuwan menemukan kesenjangan, mereka tidak tau apa yang terjadi pada alam semesta selama 11 miliar tahun. Masih sedikit yang mereka pelajari, karena cahaya galaksi pada jarak beberapa ratus juta tahun sangat redup.
Survei ini mengandalkan pergeseran merah, yakni proses dari galaksi paling kuno yang panjang gelombangnya meningkat dan menggeser ke ujung spektrum yang lebih merah.
Perubahan warna kosmik membuat sumber cahaya yang jauh tampak lebih kemerahan, dan yang lebih dekat dengan Bumi berwarna biru. Tim mengukur pergeseran merah dari jutaan objek yang jauh beserta kecepatannya.
Periode peralihan 11 miliar tahun ini disebut ilmuwan dengan energi gelap, karena keterkaitannya dengan kekuatan misterius. Survei ini akan membantu ilmuwan mengetahui sifat-sifat dari energi gelap, meskipun tidak semuanya mereka pahami.