Komet Neowise Bisa Disaksikan dari Langit Indonesia, Malam Ini Jakarta
- NASA
VIVA – Komet Neowise (C/2020 F3) bisa disaksikan di langit Indonesia mulai 19 hingga 25 Juli mendatang setelah Matahari terbenam, menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Dari akun Instagram @lapan_ri, dikutip VIVA Tekno, Selasa, 21 Juli 2020, Komet Neowise akan bisa terlihat pada pukul 18.42-19.06 WIB di wilayah Jakarta pada malam hari ini.
Lalu, untuk keesokan harinya, Rabu, 22 Juli, pukul 18.42-19.40 WIB, kemudian pada Kamis, 23 Juli 18.42-19.55 WIB sekaligus waktu terbaik untuk mengamati komet langka ini, serta Jumat, 24 Juli 2020 pukul 18.42-20.10 WIB.
Agar bisa menyaksikan Komet Neowise, pilihlah lokasi pengamatan arah Barat Laut yang bebas dari obstruksi, bebas dari polusi cahaya, dan jangan pakai alat dengan medan pemandangan yang sempit. Jika objek redup gunakan fitur go-to dan tracking atau guiding yang bagus, gunakan shutter speed yang panjang dan pilihlah waktu yang tepat.
"Meskipun akan terlihat secara kasat mata, komet akan semakin sulit dilihat di daerah yang memiliki polusi cahaya tinggi. Supaya lebih jelas dalam mengamati fenomena antariksa ini, akan lebih baik jika menggunakan alat bantu pengamatan seperti kamera digital dengan kepekaan cahaya yang tinggi, binokular dan teleskop," kata LAPAN, dalam keterangan resmi.
Komet Neowise dikatakan langka karena butuh 6.800 tahun untuk bisa kembali dekat dengan orbit Bumi. Benda langit itu berada pada jarak yang dekat pada 22 Juli 2020, jauhnya sekitar 103,5 juta kilometer dari Bumi.
Komet yang dikatalogkan sebagai C/2020 F3 ini ditemukan pada 27 Maret lalu dengan teleskop luar angkasa menemukan Komet Neowise (Near Earth Object Wide-Infrared Survey Explorer), sebuah benda yang didefinisikan tidak mencolok dan berada jauh.
Pada 3 Juli 2020, komet berada pada jarak 44 juta kilometer dari Matahari dan saat itu suhunya mencapai 593 derajat Celcius. Namun ia dengan cepat bergerak ke timur laut, lalu ke timur. Orbit komet cenderung tajam ke orbit planet, membuat Neowise dengan gesit menjauh dari Matahari pada hari-hari berikutnya.
Awalnya para peneliti tidak menaruh harapan pada komet ini untuk menjadi lebih terang. Tapi ternyata saat musim semi, pengamat di belahan Bumi selatan menemukan perubahan pada objek karena jauhnya jarak dengan Bumi dan Matahari.