Bismillah, Negara Muslim Mau Kirim 'Pesan' ke Planet Mars Besok
- Gulf News
VIVA – Salah satu negara Muslim di Timur Tengah, Uni Emirat Arab (UEA), dijadwalkan segera mengirim pesawat tanpa awak Hope Probe ke Planet Mars pada Jumat besok, 17 Juli 2020, setelah sebelumnya gagal terbang pada Selasa, 14 Juli kemarin akibat cuaca buruk.
Keterlibatan UEA dalam misi luar angkasa ini bertujuan untuk mempelajari cuaca dan iklim di permukaan planet merah tersebut. Wahana berbobot 1,3 ton itu akan diterbangkan ke ruang angkasa oleh roket Jepang, H-2A, dari pangkalan antariksa Tanegashima pada Jumat pagi waktu setempat.
Hope Probe akan menempuh perjalanan 500 juta kilometer dan dijadwalkan tiba di atmosfer Planet Mars pada Februari 2021, yang bertepatan dengan perayaan berdirinya negara Uni Emirat Arab (UEA) yang ke-50 tahun.
Dilansir dari situs Independent, Kamis, 16 Juli 2020, Hope Probe merupakan misi pertama antarplanet bagi negara Arab. Misi ini menjadi satu di antara tiga misi lainnya untuk menjelajahi planet tetangga Bumi tersebut. Selain UEA, selanjutnya yang akan melakukan penjelajahan adalah China dan Amerika Serikat (AS).
Tiga peluncuran dalam waktu yang hampir bersamaan adalah bukti bahwa penelusuran di planet merah harus dilakukan saat Mars, Bumi dan Matahari memiliki posisi sejajar, memungkinkan penyelidikan secara efisien.
Jika terjadi penundaan lagi maka Misi ke Mars harus ditunda hingga dua tahun. Jendela peluncuran hanya terbuka setiap 26 bulan sekali.
Hope Probe dibangun dalam kemitraan dengan University of Colorado Boulder. Manajer Proyek Hope Probe Omran Sharaf mengatakan pemerintah UEA ingin mengirim pesan yang sangat kuat kepada generasi muda Arab.
"Pesannya di sini adalah jika UEA dapat mencapai Mars dalam waktu kurang dari 50 tahun, maka Anda dapat melakukan lebih banyak lagi hal-hal yang menyenangkan tentang ruang angkasa. Itu menetapkan standar yang sangat tinggi," tegasnya.
Berbeda dengan misi China dan Amerika Serikat, Hope Probe milik UEA dan satu-satunya negara Muslim yang ikut terlibat program luar angkasa itu tidak akan mendarat di permukaan Planet Mars, melainkan tetap berada di orbit. Pesawat tanpa awak ini akan berada ribuan kilometer di atas permukaan, mempelajari atmosfer dan memantau perubahan iklim.