Indonesia Kalahkan Singapura dan Thailand soal Keamanan Siber
- HIMSS
Melihat banyaknya upaya pembobolan dan serangan siber yang terjadi di Indonesia pada 2018 dan 2019, tidak mengejutkan apabila temuan dari survei menunjukkan empat dari lima perusahaan (84 persen) menyatakan telah meningkatkan anggaran mereka untuk keamanan siber pada kurun waktu tersebut – sebelum terjadi pandemi COVID-19.
Persentase tersebut (84 persen) menjadi yang terbesar di antara negara-negara lain yang disurvei. Faktanya, 44 persen perusahaan yang disurvei menyatakan bahwa mereka telah mendedikasikan lebih dari setengah anggaran TI mereka untuk keamanan siber sebagai bentuk respons atas meningkatnya volume maupun kecanggihan serangan siber.
Fakta ini mencerminkan adanya peningkatan kesadaran perusahaan-perusahaan terhadap perpetaan ancaman keamanan siber di kawasan regional.
"Namun, sehubungan dengan terjadinya pandemi COVID-19, saat ini bisnis perlu untuk menavigasi risiko-risiko baru yang ditemukan akibat kerja jarak jauh atau munculnya ancaman-ancaman baru yang memanfaatkan situasi pandemi saat ini," tutur Surung.