Arief Poyuono: Data Pengguna Telkomsel Bobol, BIN Harus Turun Tangan
- VIVAnews/Zahrul Darmawan
JAKARTA – Kebocoran data pribadi miliK pegiat media sosial Denny Siregar yang mencuat ke publik beberapa hari lalu, menunjukkan bahwa anggapan publik selama ini, security sistem informasi dan data telekomunikasi akan sulit dibobol ternyata salah.
Bahkan jauh dari ekspektasi publik. Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN, Arief Poyuono, ikut mengomentari kasus tersebut. Ia menilai sangat terbuka kemungkinan data pribadi yang dibobol tak hanya milik Denny Siregar.
"Bisa jadi, percakapan menteri sampai presiden juga disadap," ujarnya, Selasa, 14 Juli 2020. Karena itu, Arief menduga dalam kasus Denny Siregar tak hanya FPH yang akan diproses hukum. Kemungkinan akan muncul tersangka lain.
Viral Anak-anak Santri Ancam Polisikan Denny Siregar, Gara-gara..
Kasus ini, sambung Arief, jangan dilihat sebagai kasus yang biasa-biasa saja karena bukan hanya sektor telekomunikasi yang strategis. Banyak juga yang lain seperti sektor perbankan, energi, jasa pelabuhan, dan lain-lain.
"Ini bukan kasus sembarangan lho. Bukan persoalan siapa tersangkanya, tetapi Anda bayangkan saja, seseorang bisa mencomot kapan data penting di Telkomsel yang bisa saja untuk kepentingan politik dan tujuan tertentu. Maka saya kira kasus ini bisa menyeret tersangka lain," tutur dia.
Menurutnya, manajemen Telkomsel harus melakukan screening kepada pegawai yang punya akses dan bertanggung jawab atas semua data pribadi pelanggannya. Hal ini penting, untuk memastikan karyawan tersebut tidak tercemar moral buruk.
Selain itu, juga demi menjaga kerahasiaan pelanggan operator telekomunikasi pelat merah tersebut. "Saya kira ini juga menjadi pelajaran penting bagi Menteri BUMN yang harus melakukan screening yang dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN) terhadap para direksi BUMN yang ditempatkan," katanya.