Astronot NASA Pakai Popok untuk Buang Air di Luar Angkasa
- Space Station Explorers
VIVA – Astronot Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) Bob Behnken menjawab sebuah pertanyaan seorang siswa bagaimana caranya astronot buang air, baik kecil maupun besar, ketika melakukan perjalanan ke luar angkasa. Behnken mengatakan bahwa dirinya memakai popok dewasa untuk berjaga-jaga selama mereka berada di ruang angkasa.
Menurutnya, seperti dikutip dari situs Space, Minggu, 5 Juli 2020, ketika astronot melakukan perjalanan ke luar angkasa maka mereka tidak bisa bergerak dengan mudah untuk pergi ke toilet. Oleh karena itu, mereka harus menggunakan pakaian serap maksimum atau popok ukuran dewasa untuk buang air.
Selain menjawab pertanyaan siswa, Behnken juga menceritakan pengalamannya pergi ke toilet sambil melayang-layang di ruang hampa udara. Menurutnya, hal itu menjadi pemandangan toilet terbaik dibandingkan yang ada di mana pun.
Skylab
"Saya pikir pakaian serap maksimum atau popok dewasa harus digunakan bahkan sebelum masuk ke pesawat. Proses perjalanan ke luar angkasa membutuhkan waktu yang lama jadi kita harus selalu bersiap," ujarnya.
Namun faktanya, toilet belum dipasang di pesawat antariksa hingga stasiun luar angkasa pertama NASA, Skylab, diluncurkan pada 1973. Toilet dibutuhkan karena astronot harus tinggal di situ selama berminggu-minggu.
Sebelum Skylab, astronot harus buang air di sebuah kantong berbentuk seperti kondom. Baru setelah 1962, tepatnya di misi Gemini, NASA baru mencari cara agar astronot bisa buang air kecil maupun besar.
Nitrogen
Persiapan perjalanan ke luar orbit Bumi harus dilakukan berjam-jam sebelumnya. Tidak hanya harus mengenakan pakaian antariksa, namun mereka juga harus menyiapkan langkah kritis yang disebut prebreathing.
Selama langkah ini mereka akan memulai menghirup oksigen murni dalam pakaian, di mana hal ini juga akan menghilangkan gelembung nitrogen. Nitrogen menjadi zat yang sebagian besar manusia hirup di Bumi.
"Gelembung gas bisa menyebabkan penyakit karena ada dalam situasi tekanan yang ekstrem ketika berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)," jelas Behnken. Ia pergi ke luar angkasa pada 26 Juni lalu bersama astronot NASA lainnya, Chris Cassidy.
Keduanya melakukan spacewalk ke luar ISS untuk mengganti baterai nikel-hidrogen yang telah menua dengan baterai lithium-ion. Baterai baru disebut-sebut lebih tahan lama, kecil, dan efisien dari generasi sebelumnya.