China-India Memanas, Xiaomi Ganti Logo

Toko Xiaomi di India ganti logo
Sumber :
  • Businesstoday

VIVA – Ketegangan antara China dan India, membuat pabrikan ponsel Xiaomi terpaksa mengganti logo mereka menjadi 'Made in India' di negeri Bollywood. Khawatir akan adanya vandalisme, merek Xiaomi di toko kemudian disembunyikan.

Berdayakan UMKM Lokal, Toko Daging Nusantara Buka Toko ke-15 di Semarang

Dilansir dari laman Economic Times, Senin, 29 Juni 2020, All India Mobile Retailer Association (AIMRA) telah memberi peringatan kepada merek China mengenai ancaman vandalisme di toko offline, di tengah-tengah seruan boikot produk China.

"Dalam surat kami telah meminta merek untuk memberi tahu pengecer menutupi merek atau logo dengan kain, atau menghapus papan dari etalase selama beberapa bulan mengingat situasi yang memanas ini," ujar Presiden AIMRA, Arvinder Khurana.

Saran Anindya Bakrie untuk India agar Investasi Energi Terbarukan Maksimal

Menurutnya, Xiaomi telah mulai melakukan seruannya. Sementara, perusahaan lain belum mengambil langkah serupa, namun tetap mengawasi situasi saat ini.

Khurana mengatakan, beberapa aktivis anti-sosial telah mengunjungi pasar di negara bagian dan mengancam akan merusak toko ponsel dan meminta mereka menghapus merek asal China dari toko.

Gara-gara Ini 30 Ribu Mobil Xiaomi SU7 Kena Recall

"Ini bisa menjadi ancaman keselamatan pengecer, jika situasinya semakin parah. Kerusakan pada papan yang menampilkan merek asal China, seharusnya bukan menjadi tanggung jawab pengecer," tambahnya.

Sentimen ini juga berpengaruh pada penjualan. Pelanggan tidak ingin ditunjukkan produk China, dan Samsung mendapat manfaat sebagai satu-satunya merek non-China di India.

Menurutnya, ini jadi momentum yang tepat untuk memperkuat merek India dengan promosi. Pemerintah bisa memberi dukungan tambahan, seperti yang dilakukan pemerintah negara Tirai Bambu ke perusahaan di negaranya.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala BPN Nusron Wahid di Tangerang

Menteri Nusron Naikkan Kewajiban Pemberian Plasma Sawit ke Petani Oleh Perusajaan Jadi 30 Persen

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Nusron Wahid menetapkan kenaikan kewajiban pemberian plasma kebun sawit menjadi 30 persen.

img_title
VIVA.co.id
30 Januari 2025