Perusahaan Teknologi Kota Suci Yerusalem Jadi 'Mesin' Intel Israel
- VIVAnews/ANTV/Eva Mazrieva
VIVA – Raksasa teknologi Intel Israel mengakui jika Mobileye berperan penting dalam mendongkrak kinerja mereka. Mobileye adalah perusahaan berbasis di Kota Suci Yerusalem yang bergerak di teknologi mobil tanpa awak atau otonom yang resmi dibeli Intel seharga US$15 miliar (Rp209 triliun) pada 2017.
Saat ini, Yerusalem sedang berkembang sebagai rumah bagi startup. Bahkan belakangan pemerintah Israel berani menyebutkan Yerusalem merupakan kota startup baru, yang menjadi alternatif Silicon Valley di Amerika Serikat (AS).
"Kami akui bahwa Mobileye adalah mesin pertumbuhan untuk Intel Israel karena mereka telah mengubah dunia di mana pertumbuhan eksponensial dari data memicu permintaan akan solusi teknologi yang dapat memproses, memindahkan, dan menyimpan lebih banyak data dengan cepat," kata Manajer Umum Intel Israel, Yaniv Garty, dalam laporan keuangan tahunan, seperti dikutip dari Kr-Asia, Senin, 29 Juni 2020.
Terintegrasi
Untuk memperkuat bisnis teknologi otonom, lanjut Yaniv, raksasa teknologi yang berkantor pusat di AS itu startup pembuat aplikasi transportasi publik, Moovit, sebesar US$900 juta (Rp13,5 triliun) pada awal Maret 2020.
Dengan akuisisi ini, Moovit akan tetap menjadi perusahaan independen, namun data dari 800 juta penggunanya di 102 negara akan diintegrasikan ke dalam unit Mobileye.
"Setelah terintegrasi dengan Mobileye, aplikasi akan menjadi platform untuk memesan Robotaxi dan data real-time akan memastikan kendaraan dikerahkan di daerah permintaan tinggi," tutur Yaniv.
Dari sisi sumber daya manusia (SDM), Intel Israel memiliki total 13.750 karyawan di negaranya, termasuk lebih dari 1.000 karyawan yang berasal dari Mobileye.
Transparansi
"Sebagai perusahaan yang sangat mementingkan transparansi, laporan tahunan menyajikan informasi lengkap tentang jerih payah Intel Israel," papar dia.
Adapun kinerja, Intel Israel telah menggelontorkan data hingga 250 juta shekel (Rp1,03 triliun) pada tahun lalu karena melakukan diversifikasi usaha. Anggaran ini akan terus meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 700 juta shekel (hampir Rp3 triliun) pada 2030.
Mereka juga mencetak rekor di mana ekspor melonjak hingga US$6,6 miliar (Rp92 triliun) di 2019. Angka ini mewakili 12,5 persen dari total ekspor teknologi tinggi Israel tahun lalu.
Sebagai informasi, Intel mulai beroperasi di Israel pada 1974 dengan investasi yang sudah digelontorkan mencapai lebih dari US$35 miliar (Rp487,6 triliun) sampai sekarang.