Begini Cara Kerja Twitter Perangi Jutaan Akun Palsu Penyebar Hoax
- U-Report
VIVA – Sosial media tak jarang dimanfaatkan untuk hal negatif. Akibatnya, masyarakat mendapat informasi yang salah dan bahkan bisa menimbulkan perselisihan. Untuk mengurangi dampak buruk pemakaian sosial media, Twitter mencoba memerangi akun palsu.
Chief Technology Officer, Parag Agrawal mengatakan jika pihaknya terus mengecek jutaan akun di platformnya stiap minggu. Cara ini dilakukan untuk membuktikan, bahwa akun tersebut dijalankan manusia atau sepenuhnya otomatis (akun bot).
Hasilnya, beberapa akun ditemukan sepenuhnya dijalankan secara otomatis sedangkan lainnya kolaborasi bot dengan manusia. Adapula yang digunakan oleh manusia, namun mencoba memanipulasi percakapan dan akun yang dikompromikan lalu digunakan oleh aktor jahat.
"Setiap upaya untuk memanipulasi percakapan sebenarnya berpotensi melakukan kombinasi keempatnya," ujarnya, dilansir VIVA dari Cnet, Mingg 28 Juni 2020.
Baca juga: Belum Launching di Indonesia, Realme Buds Q Sudah Ada Reviewnya
Dengan temuan tersebut, kata dia, Twitter juga menerapkan cara lain untuk memerangi akun bot, yakni menangguhkan jutaan akun setiap bulannya, untuk menghindari pengguna lainnya bisa melihat akun palsu tersebut di lini masa atau hasil pencarian.
Agrawal menjelaskan, Twitter menggunakan teknologi untuk memonitor kebiasaan dari sebagian besar akun, lalu mendeteksi pola aktivitasnya. Saat melihat adanya anomali yang tidak bisa dijelaskan oleh penggunaan normal, maka dibuat keputusan untuk menyelidiki atau membiarkan akun tersebut.
Meski demikian, mencari tahu sebuah akun Twitter itu palsu tidak selalu mudah. Menurutnya, ada sejumlah akun tanpa profile picture dan beberapa tweet yang terlihat seperti bot tetapi sebenarnya dijalankan oleh manusia yang kurang aktif di media sosial.
Pengguna Twitter juga dimungkinkan menggunakan nama samaran pada platform. Namun Agrawal menekankan bukan akun terlihat palsu yang memiliki potensi masalah.
"Akun palsu paling berbahaya sebenarnya tidak terlihat palsu di permukaan,' kata Agrawal.
Penggunaan akun palsu di Twitter menjadi perhatian besar hingga sekarang. Apalagi setelah pemilu Amerika 2016 lalu. Saat itu terungkap jika pihak Rusia menggunakan jejaring sosial untuk membuat masalah diantara masyarakat Amerika selama pemilu Presiden 2016.