Cara Ilmuwan Nyari Alien, dari Jupiter hingga ke Lubang Hitam

Alien.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – Ilmuwan melakukan banyak cara untuk mencari makhluk hidup di luar Bumi seperti alien. Tak tanggung-tanggung, mereka mulai menelisik aline dari Planet Jupiter hingga lubang hitam (black hole).

Alam Semesta Tidak Terbatas, Alien Bisa Ada di Mana Saja

Sebuah teori berusia 50 tahun mengungkapkan bagaimana mencari alien. Yakni, menggunakan lubang hitam untuk mendapatkan energi. Cara tersebut dipakai fisikawan Inggris, Roger Penrose, pada 1969 yang akhirnya terus berkembang hingga saat ini.

Saat itu ia mengatakan energi bisa dihasilkan dengan menurunkan suatu beda ke lapisan terluar lubang hitam, ergosfer. Caranya dengan menjatuhkan sebuah obyek dan membaginya menjadi dua, sehingga salah satunya jatuh ke lubang hitam dan lainnya selamat, seperti dikutip laman Express, Jumat, 26 Juni 2020.

Beyond the Horizon: 10 Misteri Alam Semesta yang Tak Terbatas

Setengah benda tersebut akan mendapat energi yang diektrasi dari rotasi libang hitam. Namun, ada skala tantangan teknis pada klaim tersebut, yaitu hanya ras yang maju kemungkinan alien bisa menyelesaikan tugas tersebut.

Planet Jupiter dengan empat Bulannya

Percaya atau Tidak, 10 Ras Alien Ini Pernah Berhubungan dengan Bumi 

Dua tahun kemudian, fisikawan lainnya Yakov Zel'dovich mengatakan teori tersebut dengan percobaan yang praktis dan membumi. Caranya dengan membengkokkan gelombang cahaya dan mengenai permukaan silinder logal yang berputar dengan kecepatan tertentu.

Hasilnya cahaya akan dipantulkan dengan energi tambahan dari rotasi silinder akibat efek rotasi Doppler. Namun sekali lagi, klaim tersebut tidak bisa diuji karena untuk berhasil silinder logam harus diputar sekitar satu miliar kali per detik.

Tapi, para peneliti dari Sekolah Fisika dan Astronomi Universitas Glasgow, Skotlandia, menemukan cara yang terinspirasi dari Penrose dan Zel'dovich. Bukan cahaya, namun mereka membengkokkan suara yang lebih rendah frekuensi dan mudah untuk diuji di laboratorium.

Mereka membangun sistem yang menggabungkan cincin kecil pada speaker untuk membuat suara berbelok seperti cahaya pada peneliti Zel'dovich sebelumnya. Alhasil, suara akan menuju ke penyerap suara yang terbuat dari busa. Satu set mikrofon dibelakang penyerap tersebut mengambil suara dari speaker dan terus meningkatkan kecepatannya.

"Gelombang frekuensi negatif itu bisa mengambil energi dari penyerap suara menjadi lebih keras pada prosesnya persis seperti proses yang dibuat Zel'dovich tahun 1971," kata Kepala Penelitian Marion Cromb.

Lubang hitam supermasif.

Selain lubang hitam (black hole), ilmuwan juga menyebut bahwa lautan luas di Bulan milik Jupiter, Europa, mengandung semua bahan untuk mendukung kehidupan. Europa Report menyebut jika alien benar-benar bisa hidup di permukaan satelit alami tersebut.

Dilansir dari laman Mirror, Europa adalah sebuah dunia beku yang jauhnya 400 juta mil dari Bumi, merupakan satelit alami terbesar di tata surya. Seperti planet, ia kaya akan oksigen.

Lautnya terletak di bawah lapisan es setebal 11 mil. Penulis utama penelitian dari Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), Mohit Melwani Daswani percaya jika laut Europa menjadi tempat yang layak huni untuk sebuah kehidupan.

"Simulasi yang kami lakukan menemukan bahwa rasanya asin, sama seperti di Bumi, juga kaya akan klorida. Awalnya laut bersifat agak asam, mengandung karbon dioksida, kalsium dan sulfat yang tinggi," ujarnya.

Diperkirakan masih mengandung sulfur, yang kemudian oleh Daswani dilakukan penelitian lebih lanjut dengan data dari teleskop luar angkasa Hubble yang menunjukkan adanya klorida di permukaan Bulan.

Artinya, ada air dalam jumlah besar karena ditemukannya banyak klorida, komposisinya seperti lautan di Bumi. Konon, Bulan Jupiter ini telah lama dianggap sebagai tempat yang paling mungkin untuk menemukan kehidupan ekstra-terestrial.

Awal tahun ini saja seorang ahli di Inggris mengklaim laut di bulan itu menjadi habitat bagi makhluk seperti gurita. Itu didasarkan pada kandungan geo-kimia dari data misi fly-by Galileo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya