Wahana Antariksa Berhasil Lebih Dekat ke Matahari, Ini yang Terjadi
- bbc
Pengoperasian eksperimen pada wahana tersebut baru bisa dilakukan sekitar satu tahun lagi, namun alat magnometer sudah bisa berfungsi dengan baik.
Alat ini dipasang di bagian belakang wahana dan berfungsi untuk mendeteksi medan magnet yang ditemukan pada angin Matahari, istilah yang dipakai untuk menggambarkan arus partikel bermuatan yang tertiup menjauh dari Matahari.
Alat ini sudah berhasil menangkap efek dari ledakan besar yang biasa disebut lontaran massa korona atau coronal mass ejections, selain juga mendeteksi gelombang dan turbulensi harian yang melacak struktur angin.
"Kami mengaktifkan alat ini pada 24 Februari. Sejauh ini kami sudah mendapatkan lebih dari dua miliar vektor, yang saat ini tengah dianalisis oleh para saintis," kata Profesor Tim Horbury, dari Imperial College London, yang mengepalai penelitian hasil-hasil yang didapat magnometer.
- Gerhana matahari cincin: Masyarakat di berbagai tempat antusias menyaksikan, baru ada lagi di Indonesia pada 2031
- Kelilingi Matahari, perangkat NASA jadi benda buatan manusia `tercepat dalam sejarah`
- Dari negara berlimpah terik cahaya ke Moskow yang hampir sebulan `tanpa matahari`
Ada alasan khusus mengapa magnometer pada SolO diaktifkan seawal mungkin. Pengaktifan pada tahap awal memungkin tim saintis di London melakukan penggabungan kajian dengan hasil yang didapat oleh alat magnometer yang dipasang pada misi wahana ESA lainnya, BepiBolombo.
Wahana peneliti BepiBolombo berada di dekat Bumi pada April lalu dalam perjalanan menuju Merkurius. Karenanya, dua misi ini bisa melakukan pendeteksian multipoin terhadap angin Matahari, ketika posisi SolO dan BepiBolombo berdekatan.