Perusahaan Milik Jeff Bezos Berani Ancam Polisi Amerika
- oregonlive.com
VIVA – Amazon, perusahaan milik orang terkaya di dunia Jeff Bezos, berani mengancam polisi. Mereka melarang seluruh aparat kepolisian Amerika Serikat (AS) untuk menggunakan teknologi pengenalan wajah miliknya, Rekognition. Keputusan ini berlaku untuk satu tahun ke depan.
"Kami mengimplementasikan moratorium satu tahun kepada polisi agar tidak menggunakan Rekognition," demikian keteragan resmi Amazon seperti dikutip dari laman About Amazon, Kamis, 11 Juni 2020. Dengan moratorium ini, Amazon berharap pemerintah bisa menyiapkan aturan yang tepat.
"Beberapa hari terakhir, Kongres nampaknya siap menghadapi tantangan ini. Kami harap moratorium satu tahun memberikan Kongres cukup waktu untuk mengimplementasikan aturan yang tepat. Kami pun siap membantu jika diminta," ungkap Amazon.
Namun, perusahaan tersebut masih mengizinkan organisasi-organisasi menggunakannya sebagai bagian dari menyelamatkan korban perdagangan manusia ataupun menemukan orang hilang. Amazon juga mendorong pemerintahan untuk memberlakukan regulasi lebih kuat yang mengatur penggunaan etis dari teknologi facial recognition.
Keputusan ini datang tak lama setelah demonstrasi terkait kematian pria kulit hitam bernama George Floyd di Amerika Serikat. Kejadian tersebut membangkitkan kekhawatiran lama soal penggunaan teknologi pengenalan wajah.
Mengutip laman BBC, teknologi itu ditakutkan bias potensial. Sejumlah penelitian menunjukkan jika sebagian besar algoritma membuat kesalahan identifikasi wajah orang berkulit hitam dan minoritas lain dibandingkan mereka yang berkulit putih.
Sebelumnya, Amazon terus membela Rekognition atas tudingan bias itu. Perusahaan juga terus menawarkan produknya pada lembaga penegak hukum. Selain Amazon, IBM juga memberikan keputusan yang sama tak akan menjual teknologi pengenalan wajah. Menurut mereka sistem AI pada penegak hukum harus diuji coba 'untuk bias'.
"Perjuangan melawan rasisme sama mendesaknya seperti sebelumnya," ujar Kepala Eksekutif IBM, Arvind Khrishna. Ia juga mengaku akan bekerja di tiga bidang perusahaan saja, yaitu reformasi polisi, penggunaan teknologi yang bertanggung jawab, dan perluasan keterampilan serta kesempatan pendidikan.