Industri eSports Rayu Mahasiswa
- Flickr/LoL Esports Photos
VIVA – Indonesia dinilai menjadi salah satu pasar mobile game besar di kawasan yang angkanya mencapai US$941 juta atau sekitar Rp13 triliun, di mana populasi online di Tanah Air saat ini sebanyak 52,6 juta dengan jumlah gamer mencapai 34 juta.
Kendati demikian, industri ini diperkirakan semakin terdongkrak popularitasnya lantaran 'berkah' pandemi Virus Corona COVID-19. Bukan tanpa alasan. Karena, hampir di seluruh dunia sekarang menerapkan kebijakan work from home (wfh) atau beraktifitas di rumah saja.
Menurut COO Mix 360 Esports, Harry Kartono, peluang industri digital eSports di Indonesia semakin berkembang positif setiap tahunnya. Hal ini menjadi tantangan baru untuk tetap menghadirkan turnamen eSports bagi para gamers, campus ambassador, dan content creator (pembuat konten) di tengah situasi yang kurang kondusif sekarang.
Mengacu pada laporan Global eSports Market menyatakan pendapatan industri eSports di dunia akan mencapai US$1,1 miliar atau Rp18 triliun hingga akhir tahun ini dengan jumlah audiens juga diprediksi akan naik menjadi 495 juta orang dengan pasar utamanya India, Brasil, dan Asia Tenggara.
Sementara Newzoo menyebutkan pertumbuhan pasar eSports Asia Tenggara diperkirakan meningkat 13,9 persen setiap tahunnya, dan saat ini tercatat meraup keuntungan sebesar US$4,3 miliar atau sekitar Rp58 triliun. Salah satu faktornya populasi manusia yang berlimpah sehingga mendorong penggunaan smartphone secara masif.
Untuk itu Harry menggelar secara online grand final Indonesia Esport League (IEL) University Super Series 2020 pada 11-12 Juni mendatang. Ia mengaku jika IEL University Super Series 2020 dimulai dengan Road to IEL dari 5 kota besar di Indonesia yaitu Semarang, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung pada September-Desember 2019.
"Meski digelar online pada tahun ini namun tidak mengurangi antusiasme pecinta eSports Tanah Air," kata Harry, Selasa, 9 Juni 2020. Ada 2 game online terkenal yang diperlombakan yaitu Dota 2 dan Free Fire.
Hasilnya, ada 4 kampus yang akan berlaga di grand final untuk game Dota 2, sementara 8 kampus berjibaku di grand final untuk game Free Fire.
"Kami berharap bisa membuka peluang para mahasiswa ikut berkarir di industri eSports yang merupakan digital economy creative. Syarat utama memajukan olahraga ini adalah mengubah paradigma tradisional dan institusi pendidikan," tutur Harry.