Lihat Cahaya Biru di Langit? Ini Sumber Penyebabnya
- U-Report
VIVA – Bumi dibombardir oleh partikel-partikel Matahari, yang bergerak dengan kecepatan 425 kilometer per detik. Aliran itu telah melakukan perjalanan sejauh 150 juta kilometer, dan peneliti mengatakan angin Matahari tengah mengebom Bumi.
Dilansir dari laman Express, Selasa, 9 Juni 2020, Cosmic Space Weather mengungkap aliran partikel berasal dari lubang atas atmosfer Matahari, yang bisa menciptakan aurora menakjubkan. Angin Matahari menyapu medan magnet Bumi pada 8 Juni.
Baca juga:Â Xiaomi Bakal Luncurkan Smartphone dengan RAM 16 GB
"Para pengamat langit di garis lintang tinggi harus waspada terhadap aurora, terutama di belahan Bumi selatan pada musim gugur," ujar mereka.
Ketika magnetosfer diserang angin Matahari, cahaya biru yang menakjubkan dapat muncul ketika lapisan atmosfer membelokkan partikel. Konsekuensi dari badai Matahari ini bisa melampaui cahaya utara atau selatan.
Medan magnet Bumi dikatakan bisa melindungi manusia dari radiasi yang berasal dari bintik Matahari, namun badai Matahari ini bisa mempengaruhi teknologi berbasis satelit.
Fenomena ini bisa menyebabkan kurang akuratnya navigasi GPS, sinyal ponsel dan TV satelit. Gelombang partikel juga bisa menyebabkan arus tinggi di magnetosfer, bisa menimbulkan ledakan pada pembangkit listrik dan hilangnya daya.
"Badai super ini adalah peristiwa langka. Namun memperkirakan peluang terjadinya adalah bagian penting untuk melakukan mitigasi, guna melindungi infrastruktur dari kekritisan," ujar penulis utama studi, Sandra Chapman.
Ia menemukan metode baru, memberi gambaran tentang kemungkinan terjadinya badai super dan aktivitas badai super apa yang akan kita lihat di masa depan. Badai Matahari terjadi rata-rata setiap 25 tahun sekali.