Kirain Ditabrak Asteroid, Padahal Ini yang Dialami 'Pengawal' Mars
- NASA / USGS
VIVA – Satelit alami Planet Mars, Deimos, dapat memberi penjelasan tentang mengapa orbitnya menjadi sedikit miring setelah sebelumnya dicurigai tertabrak asteroid. Namun dalam sebuah studi baru dikatakan hal tersebut tidak mungkin terjadi.
Dilansir dari situs Space, Jumat, 5 Juni 2020, kemiringannya sangat sedikit, hanya dua derajat. Awalnya, para ilmuwan mengabaikan karena perubahan kecil. Tapi kemudian akhirnya dilakukan penelitian mendalam. Selain Deimos, Planet Mars juga punya satelit alami lainnya, Phobos.
"Kita punya ide baru yang bagus dan kita bisa melihatnya dari pandangan yang baru. Kemiringan orbit Deimos ternyata mengungkap sebuah rahasia besar," kata kepala Penelitian Matija Cuk.
Ia juga menuturkan, Phobos mengorbit lebih dekat ke permukaan Mars dan perlahan-lahan berputar mengelilingi planet merah itu. Posisinya akan sangat dekat dengan Mars sehingga gravitasi planet akan jauh lebih kuat dibandingkan Bulan. "Phobos pun hancur berkeping-keping dan Mars membentuk cincin," papar dia.
Ilmuwan lainnya, David Minton, mengatakan bahwa masa lalu Phobos bisa terulang untuk kesekian kalinya. Setelah hancur maka potongan-potongannya akan lahir sebagai Bulan baru. "Ini sudah terjadi sebelumnya," jelasnya.
Kehancuran dan kelahiran Bulan ini pada akhirnya akan menjelaskan bagaimana kemiringan Deimos terjadi. Teori ini menunjukkan satu elemen penting, yaitu Bulan yang baru lahir akan menjauh dari cincin dan Planet Mars.
"Bulan yang baru ini akan menemukan resonansi orbital, di mana luas orbitnya tiga kali dari Bulan lainnya. Jadi dapat dikatakan Bulan yang orbitnya terdorong keluar karena adanya cincin pada Planet Mars," ungkap Minton.
Ukuran Bulan yang baru lahir ini juga diperkirakan 20 kali lebih besar dari Phobos. Teorinya, usia Phobos lebih muda, sekitar 200 tahun. Sedangkan Deimos usianya sudah miliaran tahun lamanya, sehingga diperkirakan Phobos terbentuk saat dinosaurus menjelajahi Bumi.