Logo DW

Berkah Pandemi COVID-19 untuk Kota Pintar

Ilustrasi kota pintar (smart city).
Ilustrasi kota pintar (smart city).
Sumber :
  • dw

Kebijakan work from home diperhitungkan akan terus dilanjutkan di era pasca Covid-19. Boss bank investasi AS Morgan Stanley, James Gorman misalnya sudah mengumumkan, 80.000 stafnya akan melanjutkan aktivitas work from home juga setelah pandemi Covid-19 mereda. Sebuah kebijakan yang membuat sektor penyewaan lahan perkantoran ketar-ketir.

Presiden asosiasi realtor Jerman ZIA, bahkan sudah memperkirakan pasar lahan perkantoran akan anjlok sekitar 20 persen hingga beberapa tahun ke depan. Di saat format baru kerja muncul, hal itu juga akan mempengaruhi dan membentuk lanskap urban baru kota cerdas.

Krisis corona akan menjadi katalis bagi perkembangan urban baru. “Relasi antara pusat kota dan kawasan penyangga akan berubah. Mobilitas individu dan kontrol arus data akan diperbaiki“ ujar kritikus arsitektur Niklas Maak.

Jika dulu bangunan didesain untuk memenuhi kebutuhan investasi, di masa depan bangunan harus memberikan perhatian lebih pada ruang yang mencukupi untuk mengurangi risiko kesehatan dan risiko terkait pekerjaan kepada para pekerja. Secara esensial, hal itu berarti lebih sedikit blok apartemen pencakar langit dan shopping malls di perkotaan, melainkan lebih banyak lahan terbuka untuk pertemuan dan berkomunikasi antar warga.

Kehidupan perkotaan baru yang lebih gemilang di kota pintar, dengan menerapkan teknologi digital berupa jejaring mobil dan lampu lalu lintas adaptif, jika dipraktikkan di kota-kota berpenduduk lebih 200 ribu orang, akan menghemat sekitar 2 persen emisi gas rumah kaca produksi manusia. Jadi realitanya, masih banyak yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas kehidupan perkotaan, dan bukan hanya menunggu datangnya era baru pasca Covid-19. (as/pkp)