Berkah Pandemi COVID-19 untuk Kota Pintar
- dw
CEO Teknologi DXC itu punya visi era pasca-COVID-19 tentang digitalisasi Jerman yang penuh terobosan. Bukan lagi sebuah negara yang sering diolok-olok sebagai mimpi buruk birokrasi sekaligus salah satu negara dengan aturan privasi data paling keras.
"Pemerintah kota misalnya, nantinya bisa menggunakan data yang dihimpun stasiun monitoring arus lalu lintas miliknya, aktivitas perbaikan jalan serta emisi mobil dan mengunggahnya ke platforom open source“, kata Eldracher. Pemerintah kota dan perusahaan swasta bisa melakukan analisa datanya, dan mengirim informasi kepada warga secara langsung, baik melalui fitur yang ada dalam mobil atau melalui smartphone.
“Alat bantu analisa yang sudah ada dari Google atau Waze bisa diintegrasikan, dan itu membuat para pengemudi makin nyaman, untuk menghindari kemacetan dan menemukan tempat parkir yang masih tersedia. Semua ini potensi yang belum digali, dan jadi tantangan buat perusahaan start-up maupun perusahaaan lokal“, pungkas Eldracher.
Lalu lintas udara juga perlu perubahan
Bersama lalu lintas darat, lalu lintas udara juga harus melakukan perubahan mendasar di era pasca Covid-19. Didera pandemi International Air Transport Association (IATA), menaksir industri penerbangan akan mengalami kerugian hingga 300 miliar Euro tahun 2020 ini. Bahkan perusahaan Porsche Consulting meyakini, penurunan omset akan berdampak jangka panjang, dan pendapatan dari bisnis penerbangan, untuk selama beberapa tahun ke depan akan turun hingga 75% dibanding sebelum pandemi.
Joachim Kirsch pakar bisnis penerbangan Porsche Consulting menyebutkan, perjalanan bisnis juga akan tetap rendah, karena sistem bekerja dari rumah (work from home) dan konferensi video terbukti efektif dan efisien. Sementara penerbangan wisata juga anjlok, karena tidak adanya uang pada sebagian konsumen ditambah berkurangnya penawaran dari operator wisata.
“Big data akan menjadi bahan bakarnya pertumbuhan dalam masa depan industri wisata“, ujar Kirsch. Maskapai penerbangan dan bandara harus mengetahui bagaimana perilaku belanja dan preferensi perjalanan para pelangannya untuk bisa berkompetisi. Di sinilah analisis data menjadi sangat penting, untuk memberikan penawaran solusi yang sudah dipaskan untuk keinginan konsumen.