Logo DW

Menguak Cara Kerja Twitter sebagai Detektif Online

Twitter (Imago/Ikon Images/G. Waters)
Twitter (Imago/Ikon Images/G. Waters)
Sumber :
  • dw

Perusahaan media sosial Twitter baru-baru ini memberi pelabelan di cuitan yang dipublikasikan di platform media sosial mereka untuk memperingatkan pengguna tentang posting yang berisi informasi yang dianggap tidak benar atau tidak berdasar. Langkah itu disambut sebagian orang, sementara yang lain, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump, sangat marah. Apa yang berubah dari pendekatan Twitter?

Bulan Maret 2020, Twitter memutuskan bahwa mereka perlu menambahkan pesan peringatan ke tiap cuitan yang menampilkan gambar palsu atau telah diedit. Pada bulan Mei, mereka mengumumkan akan memperluas peringatan dan membuat label baru untuk tweet yang berisi informasi palsu tentang pandemi COVID-19.

Twitter lantas memberi label berdasarkan tiga kategori sebagai berikut:

1. informasi menyesatkan

2. klaim menimbulkan sengketa

3. klaim tidak dapat diverifikasi

Informasi yang menyesatkan adalah sebuah tweet yang terbukti palsu oleh para ahli di bidang yang didiskusikan. Sedangkan klaim yang disengketakan adalah cuitan yang kontennya diperdebatkan. Sementara label klaim tidak dapat diverifikasi diberikan bila kebenaran di dalam sebuah tweet tidak dapat diverifikasi.

Twitter kemudian menempatkan label peringatan tersebut di atas tweet yang diperiksa dan memberikan tautan ke laman yang telah disusun oleh Twitter atau ke "sumber eksternal terpercaya" untuk memberikan informasi tambahan. Pengguna juga perlu mengklik tautan "lihat" untuk melihat cuitan asli.

Tautan itu menyediakan informasi tambahan seputar topik yang diperbincangkan tetapi tidak secara eksplisit mengatakan apakah konten tweet itu benar atau salah seperti yang dilakukan beberapa organisasi pemeriksa fakta.