Sekolah 'Haram' Pakai Aplikasi Zoom
- dw
“Proteksi data, implementasi teknik dan pelatihan bagi para guru kini jadi isu mendesak. Karena pemerintah mengabaikan tema ini terlalu lama,'' ujar Jens Brandenburg anggota parlemen Jerman dari partai liberal demokrat.
Contohnya, banyak sekolah tidak punya akses ke cloud, untuk pertukaran material pengajaran. Para guru sering harus menggunakan komputer pribadi dan alamat email pribadi untuk tujuan pengajaran. Sementara di sisi lain, mereka tidak punya standar untuk update pengamanan data, dan tidak punya backup IT.
Sejak lockdown parsial berlaku, semua terfokus kepada para guru. Mereka berjuang dalam situasi sulit dan harus mengelola semua hal. Guru secara pribadi harus membuat keputusan penting sendiri, seringnya secara spontan.
Akibatnya, platform digital dari open source seperti Zoom, Moodle, Instagram, YouTube, Sofatutor, atau aplikasi edukasi berbahasa Jerman Anton, meraup keuntungan dari minimnya pemikiran maju ke depan dalam sistem edukasi Jerman.
Lahan subur hacker
Ketika lockdown sekolah diperpanjang, banyak sekolah memanfaatkan Zoom atau Moodle sebagai standar aplikasi untuk konferensi video dan proses belajar mengajar. Hal ini memicu banyak pertanyaan terkait proteksi data.
Bahkan para hacker alias peretas dengan mudah bisa menyabot proses sekolah online itu. Misalnya, sebuah pertemuan virtual yang diorganisir sebuah sekolah di negara bagian Jerman, Baden-Württemberg, pada bulan April lalu, diretas dan material pornografi diposting saat kelas virtual berlangsung.