Wabah COVID-19 Belum Reda, Kini Muncul Badai Amphan
- Freepik/Pixabay
Jutaan warga Bangladesh dan India bagian timur yang selamat dari Badai Amphan melihat dampak kehancuran akibat badai dengan kecepatan 185 kilometer per jam di desa-desa mereka.
Sebanyak 84 orang meninggal dunia sesudah badai menghancurkan rumah-rumah, dan listrik padam. Jutaan orang diungsikan di kedua negara.
Perdana Menteri India Narendra Modi tiba di negara bagian Bengal Barat untuk melakukan pemantauan dari udara. Pandemi COVID-19 dan aturan pembatasan sosial membuat proses evakuasi berjalan sulit, dan tempat penampungan tak bisa digunakan karena penuh.
- Memprotes minimnya alat pelindung diri untuk lawan Covid-19, dokter dimasukkan ke rumah sakit jiwa
- Kaum miskin India ‘takut kelaparan akan membunuh kami lebih dulu sebelum virus corona’
- `Lockdown` di India berubah menjadi tragedi kemanusiaan
Pihak berwenang mengatakan, warga takut dan enggan pindah ke penampungan karena takut terpapar virus corona. Badai Amphan merupakan badai super pertama yang menghantam Teluk Benggala sejak 1999, kendati mencapai daratan sudah ‘jinak’, tapi tetap digolongkan sebagai badai yang berbahaya.
Tiga distrik di India terpengaruh, sementara di Bangladesh dilaporkan puluhan ribu rumah rusak dan hancur serta desa-desa terendam air di kawasan pantai di Khulna dan Satkhira.