Curhat Ilmuwan Indonesia, Merasa Tidak Dilibatkan Tangani Virus Corona
- ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
"Walaupun ada penggunaan sains dalam pembuatan kebijakan, tapi bukan merupakan arus utama," ujar Berry yang juga dosen di Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor.
Berry menjelaskan jika sama seperti ilmuwan lainnya, sudah banyak gagasan, rekomendasi, bahkan hingga menawarkan diri, namun tidak mendapat tanggapan dari pemerintah.
"Kami juga sudah melakukan peran-peran yang lain, yang mungkin tidak terlihat, seperti ilmuwan-ilmuwan ini ada yang berada di garda terdepan untuk tes COVID, jadi tanpa mendengar pemerintah, kami sudah berkarya di situ," ujarnya.
"Tanpa dukungan, kita sudah dan akan jalan masing-masing," ujar Berry yang tergabung dalam Indonesia Young Scientist Forum.
Sejumlah ilmuwan di Indonesia beserta beberapa masyarakat telah menghasilkan sejumlah penemuan berbasis teknologi, "tanpa harus mengeluarkan uang banyak".
Seperti yang dikatakan Dr. Syarif Hidayat, dosen STEI Institut Teknologi Bandung (ITB), yang membuat sebuah ventilator, atau alat bantu pernafasan sederhana.
Robot ini bisa melakukan tugas disinfeksi di sebuah ruangan tanpa menggunakan cairan pembersih.
Koleksi Telkom University dan LIPI Bandung
Ada pula robot yang dikembangkan Telkom University dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bandung.
Ravindra Ditama, atau Tama, manajer teknik dari tim robot tersebut mengatakan robot ini mampu melakukan disinfeksi dengan penggunaan sinar ultraviolet.
Tak hanya ilmuwan, praktisi teknologi lainnya, seperti Ahmad Alghozi juga telah menciptakan sebuah aplikasi ponsel dengan fitur yang dapat melacak Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan pasien positif COVID-19.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di dunia lewat situs ABC Indonesia