Kisah WNI Bagikan Tips Tangkal Hoax Corona saat Ramadan di Jerman
- dw
‘’Harusnya kalau menurut aku, seperti informasi obat belum ada, belum ditemukan. Kalau misalnya kalian melihat ada treatment seperti apa segala macam anti corona, itu hoax atau fake news, harusnya kan begitu, tapi ternyata enggak,’’ jelasnya.
Perempuan yang tengah menempuh pendidikan master di Jurusan Kimia Free University Jerman ini mengungkapkan, ingin menggunakan ilmunya di bidang sains, untuk berbicara masalah Corona. Ia menyatakan tentang pentingnya berpikir kritis.
‘’Menurut aku, critical thinking itu bukan hal yang bisa dipelajari semalam bisa langsung thinking critically, itu harus active learning. Kita harus belajar terus tapi paling tidak awal-awal yang harus kita tanamkan adalah kita harus skeptis dan kita harus baca dari berita yang legit, dari outlet yang legit seperti misalnya DW,’’ sebutnya.
Terus cari perkembangan terkini seputar penanganan wabah Corona
Di Jerman, aturan penguncian atau lockdown telah dilonggarkan oleh Kanselir Jerman Angela Merkel, sehingga kegiatan perdagangan dan aktivitas pertokoan mulai berjalan kembali. Namun, WNI yang telah lama menetap di Hamburg ini menilai pelonggaran lockdown tersebut masih terlalu dini.
‘’Sotoynya (sok tahu) aku ya, walaupun katanya Markel sudah menghitung-hitung pakai matematika dan segala macam tapi menurut aku pelonggaran lockdown di Jerman itu too early karena tanpa ada kelonggaran saja orang Jerman kalau ada matahari pasti keluar apalagi ‘okay, longgar nih’ langsung orang -orang penuh di jalan kayaknya,’’ ujarnya sedikit berkelakar.
Lebih lanjut, ketika menilik penanganan corona di Indonesia, Gita menyebut tentang pentingnya transparansi. Ia menilai pandemi ini sudah berkaitan dengan masalah kemanusiaan sehingga tidak boleh ada unsur politisasi di dalamnya. Ia menceritakan bagaimana Merkel mampu menangani dengan serius pandemi ini dan meminta agar masyarakat benar-benar berperan kolektif untuk bisa menurunkan kurva kasus positif COVID-19.