Aplikasi Rapat Online Marak akibat Corona, Hati-hati Data Pribadi Anda

Hacker.
Sumber :
  • The Motley Fool

VIVA – Imbauan untuk bekerja di rumah (work from home/wfh) telah menggiring jutaan pekerja untuk menggunakan aplikasi layanan rapat maupun pertemuan online, sebagai dampak pandemik Virus Corona COVID-19. Namun, lonjakan pengguna aplikasi rapat online justru memunculkan kekhawatiran terkait keamanan siber (cyber security) seiring meningkatnya kesadaran tentang privasi data pribadi.

Kawasan Ini Didorong jadi Platform Pilihan

Kasus kebocoran data pribadi dan serangan siber yang sebelumnya sempat mencuat timbul kembali dan menjadi perhatian khusus sejumlah pihak. Bahkan, sejumlah lembaga dan kementerian secara tegas melarang pekerjanya menggunakan salah satu aplikasi rapat online karena kekhawatiran tentang keamanan siber.

Hasil riset perusahaan keamanan global, Check Point, juga mewanti-wanti adanya aksi serangan siber yang mungkin terjadi akibat lonjakan penggunaan aplikasi rapat online yang tidak memiliki proteksi enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption).

Natal dapat Hadiah Platform Privasi Digital

Check Point menjabarkan bahwa 90 persen serangan siber dimulai dengan phishing, yang sebagian besar bermuara pada minimnya kepatuhan terhadap standard dasar keamanan siber.

Chief of Products and Services Officer Telkomtelstra, Agus F. Abdillah, menilai kesadaran keamanan siber memang wajar terjadi seiring meningkatnya kebutuhan bekerja secara virtual secara masif, terutama melakukan pertemuan online.

Ini Permintaan Puan ke Pemerintah Jelang Nataru 2025

Para pengguna aplikasi meeting online ini memiliki kesadaran akan keamanan yang berbeda-beda, namun pastinya tetap menuntut prioritas keamanan siber yang optimal.

“Saat ini berbagai perusahaan teknologi berlomba-lomba untuk menangkap peluang teknologi rapat online yang sedang dibutuhkan konsumen global. Namun, para pengguna harus jeli dalam melihat dampak keamanan siber dari platform yang digunakan,” ujarnya di Jakarta, Minggu, 3 Mei 2020.

Agus memberikan sejumlah tips untuk memastikan keamanan platform dalam aktivitas rapat online. Pertama, mencermati standard keamanan aplikasi rapat online yang digunakan meskipun layanan itu tidak berbayar atau gratis. Konsumen harus secara detail mempelajari informasi dan persyaratan serta panduan penggunaannya.

Meeting Online

“Karena bersifat layanan gratis, sering kali platform rapat online yang digunakan meminta dan mengumpulkan informasi pengguna sebanyak-banyaknya. Pastikan Anda mengetahui pengaturan keamanan pada platform yang dipakai, sehingga dapat menjaga privasi Anda seoptimal mungkin," kata dia.

Kedua, pengguna perlu mempelajari rekam jejak platform rapat online. Ketiga, apakah platform rapat online itu menyediakan enkripsi dari ujung ke ujung (end to end encryption)? Akses wifi publik dapat membuat data pengguna rentan terhadap serangan man-in-the-middle.

Dengan tidak adanya proteksi enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption) yang terstandardisasi, risiko peretasan semakin tinggi mengingat potensi aksi penyusupan dalam rapat online yang digelar secara privat.

“Enkripsi ujung ke ujung menyediakan lapisan keamanan ekstra sehingga rapat maupun komunikasi sulit disadap,” jelasnya.

Untuk itu, kata Agus, pihaknya menyediakan solusi Telkomtelsta Teams untuk kebutuhan kolaborasi kerja jarak jauh (remote). Solusi bisnis berbasis cloud ini terintegrasi dalam Microsoft Office 365, yang kini banyak digunakan sejumlah organisasi untuk aktifitas bekerja dari rumah selama masa pandemi COVID-19.

Dirancang untuk menjadi 'kantor virtual', solusi Telkomtelstra Teams mendukung perusahaan untuk bekerja dari mana saja dan kapan saja melalui fitur seperti konferensi video, rapat jarak jauh, diskusi pekerjaan antar divisi atau tim, penyimpanan file bersama (termasuk kolaborasi dalam file), dan integrasi aplikasi kerja.

“Perlu diingat bahwa situasi kerja secara digital akan menjadi kebiasaan baru dalam bekerja bahkan setelah wabah Corona berakhir, sehingga dari sekarang perlu digunakan teknologi yang aman untuk menghindari malware atau pelanggaran data pribadi, terutama saat rapat online," tutur Agus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya