Selamat Datang Uang Digital, PNS Jadi Kelinci Percobaan
- Global Compilance News
VIVA – China resmi menguji coba mata uang digital pada awal Mei 2020. Empat kota telah diidentifikasi untuk berpartisipasi dalam uji coba ini, yaitu Shenzhen, Suzhou, Chengdu dan Xi'an, di mana pegawai negeri sipil (PNS) akan menjadi kelinci percobaan yang digaji pakai uang digital renminbi atau yuan yang dikeluarkan Bank Sentral Rakyat China (PBoC).
Mengutip situs Economic Times, Senin, 4 Mei 2020, China menggunakan jaringan Blockchain dalam sistem yang disebut DC/EP (Digital Currency Electronic Payment). Uji coba internal pun dimulai, yang mana setengah dari tunjangan transportasi PNS akan dibayarkan menggunakan yuan digital.
Nantinya, para PNS ini akan menerima gaji menggunakan aplikasi mobile banking yang nilai uangnya bukan berwujud mata uang digital, melainkan uang elektronik. Mata uang digital yang akan diterima PNS tersebut dikeluarkan oleh empat bank BUMN. Keempatnya adalah Bank of China (BoC), the Agricultural Bank of China (ABC), the Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), dan the China Construction Bank (CCB).
China juga dilaporkan mempertimbangkan untuk melakukan uji coba penggunaan mata uang digital selama Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Selain itu pula, langkah ini sebagai bentuk penegasan bahwa China tidak ingin bergantung kepada mata uang dolar AS. Alasan ini cukup kuat karena AS bersama sekutu Barat bisa seenaknya menerapkan sanksi ekonomi sepihak, yang tentunya, berimbas terhadap perekonomian China.
"Mata uang digital yang berdaulat menyediakan alternatif fungsi atas sistem keuangan global yang menggunakan dolar AS, serta mengurangi dampak sanksi atau ancaman terhadap kepentingan nasional China," demikian keterangan dari China Daily, seperti dikutip dari Economic Times.
Selain untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, rencana Facebook untuk meluncurkan uang digital bernama Libra pada tahun ini, turut mempercepat China menguji coba yuan digital. Di arena layanan pembayaran digital, terdapat platform populer seperti Alipay, yang dimiliki oleh Ant Financial Alibaba, dan WeChat Pay, yang dimiliki oleh Tencent. Hal ini tentu diharapkan mempermudah penggunaan uang digital sebagai alat transaksi yang sah di China.
Seperti diketahui, sebagian besar transaksi internasional saat ini dilakukan melalui Badan Telekomunikasi Keuangan Antar Bank Seluruh Dunia (SWIFT, Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication).
Ini adalah organisasi yang didirikan di Brussels, Belgia pada 1973 untuk menetapkan beberapa proses dan standard umum untuk transaksi keuangan global. Nah, negara anti dolar AS seperti China dan Rusia sedang mengembangkan versi SWIFT mereka sendiri, serta mendesak mitra dagang mereka untuk membuang sistem tradisional.