Tren Gerakan Antipacaran Digital di Indonesia, Cukup Daftar Rp200 Ribu
- bbc
"Yang agak saya tentang dari (Indonesia Tanpa Pacaran), kalau kita berinteraksi dengan orang itu ada interaksi batin karena hubungan pernikahan itu tidak cuma hubungan fisik," kata Neng Dara.
"Taaruf tidak usah jadi gerakan, atau Indonesia Tanpa Pacaran. Yang mau pacaran ya pacaran, yang tidak mau ya tidak usah pacaran, tidak harus jadi gerakan apalagi dikait-kaitkan dengan agama."
Selain itu, mudahnya proses taaruf saat ini dikhawatirkan akan meningkatkan jumlah pernikahan anak mengingat banyak anak di bawah umur saat ini yang sudah memiliki telepon pintar.
Hal ini dinilai berlawanan dengan upaya pegiat hak perempuan untuk meningkatkan batas usia pernikahan bagi perempuan dari 19 tahun menjadi 20 tahun ke atas.
"(Saya) khawatir. Mungkin kalau ada CV bisa diketahui umurnya, tanpa pengetahuan itu mengkhawatirkan betul. (Pernikahan anak) akan merusak generasi muda perempuan, dan merusak masa depan mereka," kata Neng Dara.
Target Indonesia Tanpa Pacaran untuk menghilangkan pacaran dari Indonesia pada 2024 juga dinilai sangat ambisius lantaran tidak sedikit anak muda di Indonesia yang berpandangan progresif.
"Kita tidak bisa melihat Indonesia sesederhana itu. Indonesia tidak monolitik, Indonesia itu tidak tunggal, banyak sekali keberagaman di Indonesia ini, jadi buat aku, 2024, Indonesia tanpa pacaran itu suatu hal yang sangat mustahil, sangat tidak mungkin," kata Dhyta.
"Dalam setiap situasi yang represif pasti akan ada orang-orang yang melawan, dan aku yakin banyak anak-anak muda yang melawan (pesan) itu, bahwa Indonesia masih dengan pacaran."