Logo BBC

Tren Gerakan Antipacaran Digital di Indonesia, Cukup Daftar Rp200 Ribu

Ilustrasi taaruf.
Ilustrasi taaruf.
Sumber :
  • bbc

Hal yang sama juga dirasakan Zara, yang baru memutuskan taaruf tahun lalu. Sebelum mencoba mencari pasangan lewat aplikasi, Zara memutuskan untuk bergabung dengan sebuah grup WhatsApp taaruf yang dikelola oleh seorang ustaz dari sebuah pesantren.

Untuk bergabung dengan grup WhatsApp tersebut, Zara mengatakan bahwa calon peserta taaruf biasanya membayar biaya registrasi senilai sekitar Rp200 ribu.

"Biasanya di grup WhatsApp taaruf, kita joint, terus ada biaya registrasinya. Habis dari situ kita ikut kuliah mandiri atau online, setelah itu kita buat CV, kasih ke admin dan admin yang mencari sesuai kriteria itu," kata Zara.

Jika seorang peserta telah setuju menerima CV peserta lain, admin grup akan membuat grup terpisah dengan kedua peserta, dan admin, di dalamnya.

Dalam grup WhatsApp ini, peserta perempuan dan laki-laki ditempatkan dalam grup yang berbeda. Peserta taaruf laki-laki berjumlah sekitar 30 orang, sementara perempuan kurang lebih 100 orang.

"Jumlah perempuan memang lebih banyak dari laki-laki karena biasanya perempuan lebih siap untuk menikah langsung," ujar Zara.

Dari grup taaruf tersebut, tiga laki-laki telah datang ke rumah Zara di Bekasi dengan maksud nadzor, tahapan kedua dalam taaruf di mana laki-laki datang ke rumah orangtua perempuan dan mereka diperbolehkan melihat wajah dan anggota tubuh calon istri – hanya untuk bagian yang diperbolehkan dalam syariat Islam seperti wajah atau telapak tangan--setelah keduanya berkenalan.

Dalam tahapan ini, laki-laki dan perempuan juga bisa saling bertanya untuk melihat kecocokan di antara keduanya. Zara mengaku tidak cocok dengan ketiganya lantaran perbedaan pandangan soal rumah tangga.

Salah satu laki-laki, misalnya, ingin calon istrinya bekerja untuk membantu keuangan keluarga.

"Berdasarkan pemahaman saya, setelah menikah seorang istri itu memang kewajibannya di rumah. Jika dia ikut bekerja, berarti laki-laki itu kurang mengerti untuk tugas-tugas dan hak istri, jadi dia belum cocok sama saya," kata ibu rumah tangga berusia 25 tahun tersebut.

Kemudian, Zara tertarik bergabung dengan aplikasi Taaruf Online Indonesia, yang membuka stan di sebuah acara yang ia datangi. Setelah bergabung, Zara mengaku melihat puluhan profil laki-laki sebelum perhatiannya tertuju ke profil Yanuar.

"Saya buka banyak profil, tapi yang satu visi misi itu dia. Dia menulis ingin hidup sesuai dengan syariat Islam yang menyeluruh, membangun keluarga dakwah yang mencegah kemungkaran dan saling menasihati," ujar Zara.

Ia pun mengajukan CV ke Yanuar. "Saya sudah dua atau tiga bulan uninstall aplikasi itu, karena belum ada yang cocok. Ketika Juni 2019, saya di-WhatsApp adminnya, dia bilang ada yang mengajukan CV ke kamu, jadi saya install lagi," ujar Yanuar kepada BBC News Indonesia.