Tidak Ada Tempat untuk Iklan Hoax Virus Corona di Google
- Politico
VIVA – Tidak ada tempat untuk iklan hoax Virus Corona di Google. Mesin pencarian asal Amerika Serikat (AS) itu baru saja mengumumkan telah memblokir 2,7 miliar iklan jahat di 2019. Salah satunya iklan yang terkait wabah COVID-19.
Tidak hanya memblokir, Google juga menangguhkan sekitar 1 juta akun pengiklan. Tindakan tegas yang dilaksanakan oleh Google berkat adanya pelanggaran kebijakan yang sudah ditetapkan oleh Google pada layanannya.
"Kami telah memantau dengan cermat perilaku pengiklan bohong untuk memproteksi pengguna dari iklan yang hanya mengambil keuntungan pribadi atas krisis (wabah Virus Corona) yang terjadi saat ini," kata Wakil Presiden Google untuk Privasi dan Keamanan Iklan, Scott Spencer, dikutip dari situs CNET, Sabtu, 2 Mei 2020.
Seperti diketahui, sejak merebaknya pandemi Corona di sejumlah negara di dunia, banyak hoax dan disinformasi yang sengaja disebarkan untuk meningkatkan keresahan bagi para masyarakat.
Hoax tersebut merupakan salah satu tindakan para penjahat siber yang bisa memanfaatkan data pribadi pengguna internet dengan melakukan teknik phishing.
"Kami telah memantau dengan cermat perilaku pengiklan untuk melindungi pengguna dari iklan yang mencari keuntungan dari krisis," ungkap Spencer. Ia juga mengatakan bahwa mayoritas pelaku phising tersebut menyebarkan informasi seputar alat kesehatan seperti masker, yang saat ini sedang dicari oleh masyarakat.
Saat ini Google telah memiliki Gugus Tugas COVID-19 yang bertugas untuk menciptakan teknologi pendeteksi baru terkait iklan hoax. Jika dijumlah secara keseluruhan, Spencer mengklaim bahwa sudah ada puluhan juta iklan yang diblokir oleh pihaknya, hanya untuk kasus iklan hoax Virus Corona.
Adapun untuk akun-akun yang kedapatan menyebarkan iklan tersebut juga sudah diberantas oleh Google dengan melakukan penghapusan. Tahun lalu, Google mencatat ada kenaikan sekitar 2,3 miliar iklan hoax yang diblokir oleh perusahaan dibandingkan 2018.
Dari sisi penerbit, Google juga telah menarik lebih dari 1,2 juta akun serta menyingkirkan iklan dari 21 juta laman web dari jaringan publisher, karena melanggar kebijakan perusahaan. Iklan phishing juga mendapatkan hukuman yang sama. Google mengatakan telah memblokir lebih dari 35 juta iklan phishing tahun lalu.