Wabah Corona 'Mampir' Tiap 100 Tahun Sekali
- vstory
VIVA – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo menyebut bahwa penularan Virus Corona yang saat ini terjadi seperti pengulangan sejarah. Ia tak menampik bahwa pandemi Corona yang membuat panik dunia merupakan siklus 100 tahun sekali yang bakal dialami umat manusia.
"Wabah ini adalah peristiwa alam yang terjadi berulang kali ratusan tahun silam," kata Doni, usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Senin 27 April 2020. Ia juga bilang wabah penyakit menular ini seperti halnya yang terjadi flu di Spanyol dan wabah kolera sejumlah negara pada beberapa tahun silam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, memang kejadian penularan virus tersebut terjadi 100 tahun yang lalu. "Oleh karena itu, COVID-19 sudah diputuskan menjadi bencana non-alam berskala nasional," tuturnya.
Doni pun tak bosan-bosanya mengajak masyarakat supaya mengikuti protokol kesehatan. Jaga jarak antar masyarakat dan menjaga imun, serta hal-hal yang kerap kali disampaikan instansi dan tokoh masyarakat supaya penyebaran Virus Corona semakin berkurang. "Tolong, jangan anggap sepele, jangan anggap enteng wabah ini," tegas dia.
Wabah Virus Corona di Indonesia jumlahnya terus bertambah. Hingga Senin sore, 27 April 2020, jumlah pasien positif Corona di Indonesia mencapai 9.096 orang, meninggal dunia 765 orang, dan yang sembuh sebesar 1.151 orang.
Sebelumnya diberitakan sebuah eksperimen vaksin COVID-19, telah berhasil melindungi monyet dari penularan pandemi virus corona. Saat ini, vaksin itu telah memasuki tahap uji klinis di China, untuk diterapkan pada manusia.
Dikutip dari situs Live Science, eksperimen ini masih belum menjadi subjek tinjauan formal. Namun, para ilmuwan yang terlibat di dalamnya telah berbagi kesan pertamanya di media sosial Twitter.
Profesor Florian Krammer mengatakan, vaksin ini adalah data praklinis pertama yang ia lihat untuk kandidat vaksin COVID-19. Sebelum dites pada manusia sehat, vaksin telah menjalani uji praklinis pada hewan.
Vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan Beijing, Sinovac Biotech ini menunjukkan hasil yang menjanjikan pada hewan, sebelum diuji coba pada manusia. Dalam eksperimen pada manusia, mereka telah menyiapkan berbagai dosis untuk 144 orang, mencari apakah vaksin aman serta tidak menimbulkan efek samping.