Masker Corona hingga Botol Disinfektan COVID-19 Merusak Lingkungan
- pixabay
Masker wajah sekali pakai, sarung tangan medis, hingga botol disinfektan untuk Virus Corona COVID-19 ternyata merusak lingkungan hidup. Lebih dari satu bulan setelah ditetapkannya karantina, jalan-jalan Kalamata di sebelah tenggara ibu kota Yunani, Athena sebagian besar kosong.
Penduduk hanya boleh keluar rumah untuk berolahraga singkat dan membeli kebutuhan makan. Semua orang berusaha melindungi diri terhadap wabah Corona, sehingga sarung tangan plastik dan botol bekas disinfektan tampak bersebaran di taman-taman, trotoar dan jalanan.
Tapi masalah ini juga bisa dilihat di kota metropolitan lain, seperti New York dan London. Sampah ini bahkan sudah mencapai pulau Soko di dekat Hong Kong, yang tidak berpenghuni. Gary Stokes dari kelompok pelindung alam OceansAsia menemukan sekitar 100 masker yang dibawa air laut ke kawasan pantai.
“Kami belum pernah menemukan begitu banyak masker di daerah yang terpencil ini,” ungkap Stokes. Ia menduga masker-masker itu dibawa air laut dari China atau Hong Kong. Itu semua ditemukan sekitar delapan pekan setelah banyak orang mulai memakai masker.
Dampak terhadap fauna
Sarung tangan, masker dan pelengkap pelindung lainnya sangat dibutuhkan pekerja medis dan masyarakat luas. Tetapi jika sampahnya tidak dikelola dengan baik, ini jadi ancaman terhadap lingkungan dan hewan-hewan di dalamnya.
“Kalau itu dibuang begitu saja ke jalanan, kemudian turun hujan, maka sarung tangan dan masker akan mendarat di lautan.” Demikian ungkap Anastasia Miliou, pakar biologi laut dan kepala penelitian pada Archipelagos Institut of Marine Conservation di Yunani. Apalagi manajemen sampah di negara itu memang sudah morat-marit sejak sebelum Corona melanda.