Pengakuan Orang Mati Suri: Seperti di Planet Lain, Tak Ada Malaikat
- Scientificamerican
VIVA – Beberapa orang yang pernah mati suri mengaku memiliki pengalaman yang menyenangkan, di mana mereka akan berjalan di dalam terowongan bercahaya dan kadang disambut oleh orang-orang yang mereka cintai.
Dilansir dari laman IBTimes, Jumat 24 April 2020, seorang pengguna Reddit dengan nama akun Pwnographik memiliki cerita yang berbeda dari yang lainnya, di mana dia mengklaim semuanya menjadi gelap saat dirinya mati selama tiga menit.
Orang yang mengalami near-death experience (NDE) ini mengaku, tidak melihat cahaya atau pun malaikat di sana. Namun, dirinya sadar bahwa dia tidak lagi memiliki tubuh.
"Saya tidak melihat cahaya atau malaikat, bahkan tidak ada suara sama sekali. Saya bisa melihat, tetapi saya tidak memiliki tubuh. Rasanya, seperti saya ada di planet lain," ujarnya.
Kemudian, saat Pwnographik melihat ke bawah, ia melihat pasir dan air yang sangat dangkal, seperti pantai yang tidak berujung. Ketinggiannya mungkin hanya satu sampai dua inci. Rasanya, seperti berjalan di pantai yang tidak ada habisnya.
Ia juga melihat langit, yang berwarna ungu dan tanpa matahari. Namun, perasaannya di momen ini adalah ketenangan dan kesenangan. Ia menyebut, saat kematiannya itu yang ada di benaknya adalah kebahagiaan.
Fenomena kematian yang beragam, memang terkadang membuat bingung masyarakat. Tapi menurut seorang ahli, Robert Lanza, manusia menghidupkan lagi diri mereka dalam ruang waktu lain. Waktu dan ruang hanyalah konsep buatan manusia, dan kesadaran pada manusia ada dalam bentuk energi.
"Mengutip teori Einstein yang berkata, energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, tapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya. Menurutku, energi kesadaran ini akan berlanjut ke tingkat kuantum ketika manusia mati," jelasnya.
Jaga Pasokan Energi Perode Nataru, PIS Kerahkan 326 Armada Tanker
PT Pertamina International Shipping (PIS) memastikan kelancaran distribusi BBM dan LPG sepanjang masa liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
