Aplikasi Zoom: Makin Digosok Justru Makin Melonjak
- dw
VIVA – Aplikasi Zoom seperti artis saja. Sebab, makin digosok justru makin melonjak. Diterpa isu celah keamanan, jumlah pengguna harian Zoom meroket.
Pada Selasa, 21 April lalu, kabarnya lebih dari 300 juta orang menggunakan platform tersebut. Angka ini melonjak 50 persen dari laporan pengguna harian awal bulan ini yaitu 200 juta pengguna.
"Jelas sekali bahwa Aplikasi Zoom menyediakan layanan yang berharga bagi pengguna selama pandemi Virus Corona," kata Kepala Eksekutif Zoom, Eric Yuan, dikutip dari situs Business Insider, Kamis, 23 April 2020.
Ia juga mengaku sangat senang dan merasa terhormat terus mendapatkan kepercayaan dari pengguna di seluruh dunia dari berbagai kalangan yaitu perusahaan, rumah sakit, guru dan pelanggan. Nama Aplikasi Zoom kian meroket akibat imbauan beraktivitas di rumah saja dilakukan hampir di seluruh dunia.
Namun popularitasnya terkendala sejumlah isu keamanan. Salah satunya adalah Zoombombing, di mana pihak yang tak dikenal atau penyusup berusaha membajak pertemuan online.
Tak berhenti sampai di situ. Aplikasi Zoom juga dikabarkan mengirimkan data analitik ke Facebook tanpa sepengetahuan penggunanya. Tapi Zoom tak tinggal diam dan mulai berbenah. Eric mengklaim awal bulan ini akan berfokus pada memperbaiki masalah keamanan dan membekukan pembaruan fitur selama 90 hari.
Pada pekan ini, Aplikasi Zoom menambahkan fitur untuk bisa melaporkan pelaku zoombombing. Host bisa melaporkan tamu tak diundang tersebut pada tim Trust dan Safety Zoom.
Pelaku zoombombing atau aksi penyusupan di tengah telekonferensi, kini bisa dilaporkan melalui fitur yang disediakan oleh Aplikasi Zoom. Fitur pelaporan yang saat ini masih dalam pembaruan itu akan tersedia dan dirilis pada 26 April mendatang, atau saat umat Muslim melaksanakan puasa Ramadan.
Zoom akan menambahkan fitur pelaporan yang tujuannya membuat zoombombing tak mengganggu rapat online lagi. Platform konferensi video ini segera merilis cara agar host bisa melaporkan para tamu yang tak diundang tersebut.
"Fitur ini menghadirkan laporan yang dikirim langsung ke tim Trust and Safety Zoom untuk mengevaluasi setiap penyalahgunaan platform dan memblokir pengguna jika dirasa perlu," ungkap Kepala Eksekutif Zoom, Eric Yuan.