Maaf Amerika, Inggris Lebih Percaya China soal Teknologi 5G

Amerika Serikat takut akan teknologi 5G Huawei.
Sumber :
  • Yahoo Finance

VIVA – Inggris membuat keputusan tegas untuk melibatkan raksasa teknologi China, Huawei, dalam pembangunan jaringan telekomunikasi generasi kelima (teknologi 5G). Dengan demikian, negeri Ratu Elizebeth II ini tidak menuruti permintaan sekutu abadinya, Amerika Serikat (AS), yang mengajak Eropa boikot produk China.

Serangan Udara AS dan Inggris Kembali Hantam Ibu Kota Yaman

Pada Januari 2020, Inggris sebenarnya telah mengizinkan Huawei berperan dalam pengembangan teknologi 5G di luar jaringan inti dan membatasi keterlibatan mereka, yaitu maksimal 35 persen.

"Kami tetap melanjutkan investasi tetapi dengan syarat yang sangat ketat. Ini sudah menjadi keputusan tegas dan tidak bisa ditinjau ulang kembali," kata Pejabat Tinggi di Kementerian Luar Negeri Inggris, Simon McDonald, dikutip dari situs The New York Times, Kamis, 23 April 2020.

Indonesia Dapat 'Lampu Hijau' Jadi Negara Mitra BRICS

Menurutnya, China merupakan mitra penting bagi Inggris Raya. Untuk itu, pemerintah mengambil keputusan untuk mempertahankan peran Huawei dalam pengembangan jaringan 5G.

Tidak sampai di situ. Simon justru ingin melanjutkan kemitraan eratnya dengan Huawei serta menjalin hubungan independen yang lebih strategis. "Kami berpikir kalau ini (kemitraan dengan Huawei) merupakan keputusan kompatibel," jelasnya.

Tak Ada Jadwal Latihan Gabungan, 3 Kapal Perang China Masuk Tanjung Priok

Jaringan 5G baru-baru ini kerap dikaitkan dengan penyebaran wabah Virus Corona COVID-19. Adalah teori konspirasi yang menyatakan teknologi jaringan telepon genggam atau ponsel generasi kelima atau 5G membantu penyebaran Corona.

Hal ini kemudian dikecam oleh para ilmuwan Inggris, bahkan dikatakan hoax paling buruk. Video yang tersebar di media sosial memperlihatkan menara-menara BTS 5G yang dibakar di Birmingham dan Merseyside, Inggris, diyakini akibat rumor tersebut.

Unggahan bahwa ada kaitan antara 5G dan wabah Virus Corona tersebar di Facebook, YouTube dan Instagram, termasuk oleh akun yang telah terverifikasi dan punya ratusan ribu pengikut.

Tetapi para ilmuwan mengatakan pandangan bahwa terdapat kaitan antara COVID-19 dengan 5G adalah sama sekali omong-kosong dan secara biologis tidak mungkin terjadi.

Banyak orang yang menyebarkan rumor di media sosial tersebut mendukung teori konspirasi yang menyatakan teknologi 5G, yang digunakan jaringan telepon genggam dan bergantung pada gelombang radio, menyebabkan Virus Corona.

Teori ini sepertinya pertama kali muncul lewat unggahan di Facebook pada akhir Januari 2020, kurang lebih saat kasus-kasus pertama tercatat di AS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya