Redam Corona, Pergerakan Warga di China Dikendalikan Kode QR
- info.qrl.bg
VIVA – Bayangkan rutinitas manusia sepenuhnya tergantung pada aplikasi ponsel pintar. Meninggalkan rumah, naik kendaraan umum, memasuki kafe, restoran dan pusat perbelanjaan.
Setiap gerakan ditentukan oleh warna yang ditampilkan di layar ponsel. Hijau artinya bebas melanjutkan aktivitas, sementara Merah artinya dilarang masuk.
Fakta ini telah menjadi kenyataan bagi ratusan juga orang di China selama pandemi Virus Corona atau COVID-19. Diperkirakan, hal ini akan terus berlanjut untuk masa mendatang.
Mengandalkan teknologi seluler dan big data, pemerintah China telah menggunakan sistem 'kode kesehatan' berbasis warna. Langkah ini untuk mengendalikan pergerakan warga dan mengekang penyebaran Corona.
Kode respons cepat yang dibuat secara otomatis, biasanya disingkat menjadi kode QR, diberikan kepada warga negara sebagai indikator status kesehatan mereka.
Meski pihak berwenang belum membuat kode kesehatan wajib di banyak kota. Namun, tanpa aplikasi tersebut warga tidak akan bisa meninggalkan kompleks tempat tinggal mereka atau memasuki sebagian besar tempat umum.
Dilansir CNN, Senin 20 April 2020, pemerintah China telah meminta bantuan kepada dua raksasa internet di negara itu yakni Alibaba dan Tencent, untuk mendukung sistem kode kesehatan pada aplikasi smartphone mereka.
Aplikasi pembayaran seluler Alibaba yakni Alipay dan aplikasi perpesanan Tencent yakni Wechat, keduanya ada di hampir seluruh wilayah China dan digunakan oleh ratusan juta orang. Menempatkan kode QR pada platform ini memungkinkan kemudahan akses bagi banyak orang.
Di Hangzhou, sebuah kota pesisir di provinsi Zheijang timur tempat Alibaba berpusat, termasuk di antara kota-kota pertama yang menggunakan kode kesehatan untuk memutuskan warga negara mana yang harus menjalani karantina. Sistem diluncurkan pada 11 Februari oleh Alipay.
Untuk mendapatkan kode kesehatan, warga harus mengisi informasi pribadi mereka termasuk nama, nomor identitas nasional atau nomor paspor, dan nomor telepon pada halaman pendaftaran.
Mereka kemudian diminta untuk melapor riwayat perjalanan dan apakah mereka telah melakukan kontak dengan pasien COVID-19 yang dikonfirmasi atau dicurigai dalam 14 hari terakhir.
Warga juga harus mencentang kotak untuk setiap gejala kesehatan yang dirasakan seperti demam, kelelahan, batuk kering, hidung tersumbat, hidung gatal, sakit tenggorokan atau diare. Setelah informasi diverifikasi oleh otoritas, setiap pengguna akan diberi kode QR berwarna merah, kuning atau hijau.
Warga dengan kode merah harus masuk karantina pemerintah atau karantina pribadi selama 14 hari, warna kuning harus dikarantina selama tujuh hari. Sementara pengguna dengan kode hijau dapat bergerak di kota secara bebas.
Kode kesehatan ini juga dapat berfungsi sebagai pelacak pergerakan orang di area publik. Misalnya saja jika ada kasus yang dikonfrmasi positif, pihak berwenang dapat dengan cepat menelusuri kembali di mana pasien sebelumnya berada dan mengidentifikasi orang-orang yang telah melakukan kontak dengan individu tersebut.
Ikuti berita terkini terkait Virus Corona di VIVA Network