Cahaya Biru Misterius Muncul di Langit Amerika Hingga Australia
- Repro video.
VIVA – Pengguna media sosial dihebohkan dengan cahaya biru misterius yang terlihat di beberapa negara seperti Australia, Spanyol dan Amerika Serikat. Hal ini setelah seorang pengguna YouTube, _shafasgachaworld_kittykat_?HannahTristaMidnight?, mengunggah cuplikan cahaya biru di langit New York beberapa waktu lalu.
Video itu dengan cepat disebar di internet di mana beberapa warganet mengaku melihat cahaya biru misterius yang sama di langit di negara bagian AS lainnya, juga Spanyol, Inggris dan Australia.
Bahkan, seorang warganet dari Belanda juga mengunggah foto penampakan cahaya itu dan menulis keterangan bahwa ada cahaya aneh juga di langit dekat tempat tinggalnya.
Netizen pun saling berdebat tentang asal usul cahaya misterius itu. Beberapa menyebut cahaya itu muncul secara alami sebagai akibat dari efek piezoelektrik.
"Jika lempengan besar kristal kuarsa dalam kerak bumi dikompres pada sudut tertentu, itu menyebabkan medan listrik yang besar, menghasilkan seperti cahaya aurora di langit," tulis seorang warganet, dilansir Sputniknews, Minggu 19 April 2020.
Warganet lain berpendapat bahwa pemerintah atau perusahaan SpaceX milik Elon Musk mungkin sedang menguji teknologi baru. Namun, ada juga yang berpendapat cahaya misterius ini adalah bukti adanya kehidupan di luar bumi dan tanda bencana yang akan terjadi dalam waktu dekat.
"Dunia atau realitas kita sedang bergeser. Aku hanya bisa merasakannya. Kupikir ada semacam pertempuran tersembunyi yang sedang terjadi dan diperlihatkan ke banyak orang sekarang. Belalang di Afrika, wabah, cahaya di langit, langit bergetar, penampakan UFO, asteroid yang mendekat, banyak orang yang melaporkan kebangkitan dan perubahan energi," tulis seorang netizen.
Seperti diketahui warga Jakarta dan sekitarnya pada 11 April lalu pun dibuat heboh dengan suara dentuman misterius yang hingga kini belum terpecahkan. Suara dentuman yang awalnya sempat ramai dikaitkan dengan meletusnya Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda, ternyata secara fakta dan data tak terbukti tak ada korelasinya.